PR BANDUNGRAYA - Tersiar kabar di media sosial Twitter terkait pendaftaran Kartu Indonesia Pintar (KIP) melalui sebuah laman formulir daring.
Disebutkan bahwa orang tua dengan anak di tingkat SD, SMP, dan SMA sederajat bisa mengajukan program KIP dengan mengisi data seperti nama lengkap hingga alamat di laman Google Form.
Berdasarkan hasil penelusuran sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Antara, Selasa, 25 Agusstus 2020, beredarnya formulir pendaftaran KIP lewat Google Form adalah hoaks.
Baca Juga: Sinopsis Film Beyond the Reach, Kisah Pertarungan Beda Generasi Tayang Malam Ini di Bioskop Trans TV
Kabar itu pertama kali dibagikan oleh pemilik akun Twitter @AlwiKe1 dengan narasi sebagai berikut.
"Selamat pagi setengah siang. Bagi yg punya putra putri SD SMP SMA/K ingin mengajukan program Indonesia Pintar / Kartu Indonesia Pintar, silahkan mengisi link dibawah ini. Ditunggu sampai tanggal 25 Agustus 2020. Tks."
Bersama dengan narasi tersebut, pemilik akun twitter @AlwiKe1 mengunggah sebuah tautan Google Form berjudul 'Daftar Kartu Indonesia Pintar'.
Baca Juga: Hubungan AS-Tiongkok Memanas, TikTok Gugat Pemerintah Donald Trump Atas Larangan Penggunaan Aplikasi
Formulir pendaftaran itu menuntut calon peserta untuk mengisi data seperti nama lengkap siswa, nama orang tua, alamat, dan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN).
Berdasarkan laporan dari Antara, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan bahwa formulir daring perndaftaran KIP tersebut adalah informasi palsu atau hoaks.
Pada Minggu, 23 Agustus 2020, melalui laman resminya, Kominfo menegaskan bahwa formulir daring pendaftaran KIP tersebut bukan bersumber dari Pemerintah.
Baca Juga: Viral Penari Indonesia Tuduh Jennie BLACKPINK Pemalas, Media Korea Soroti Skandal Natya Shina
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia turut menjelaskan dalam fitur stroy Instagram @kemdikbud.ri, bahwa tautan formulir pendaftaran KIP tersebut adalah bagian dari upaya penipuan.
Dalam hal ini, masyarakat diminta untuk lebih berhati-hari terhadap permintaan pengisian data siswa secara daring.***