PR BANDUNGRAYA - Tersiar kabar di media sosial Facebook yang menyebutkan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron memohon agar produk asal negaranya tidak diboikot.
Sebelumnya, isu berkembang terkait pemboikotan produk Prancis di negara Islam usai Emmanuel Macron memberi tanggapan terkait karikatur Nabi Muhammad.
Berdasarkan penelusuran sebagaimana dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Turnbackhoax.id dengan judul '[SALAH] Macron Memohon-mohon Jangan Boikot Produk-produk Asal Prancis', kabar terkait adanya permohonan dari Emmanuel Macron agar tidak memboikot produk asal negaranya adalah hoaks.
Baca Juga: Topan Goni Diperkirakan Akan Menghatam Filipina, Ribuan Warga Dievakuasi
Kabar ini pertama kali dibagikan oleh pemilik akun Facebook Mutiara Alfath, dengan narasi sebagai berikut:
"Macron Memohon-mohon Jangan Boikot Produk-produk Asal Prancis,"
Bersama dengan narasi tersebut, sang pemilik akun Facebook turut mengunggah foto Emmanuel Macron yang telah disunting. Foto menampilkan wajah Emmanuel Macron dengan jejak sepatu.
Baca Juga: Waspada Ada Gejala Baru dari Virus Corona, Dinamakan Jari Kaki Covid
Berdasarkan hasil penelusuran klaim bahwa Emmanuel Macron memohon jangan boikot produk-produk asal Prancis adalah salah.
Pihak yang memohon untuk menghentikan seruan boikot atas produk asal Prancis adalah Kementerian Luar Negeri Prancis, bukan Presiden Prancis.
“Seruan untuk boikot ini tidak berdasar dan harus segera dihentikan, serta semua serangan terhadap negara kita, yang didorong oleh minoritas radikal," kata Kemlu Prancis.
Baca Juga: Peserta Merasa Dirugikan Gegara Psikotes, Ada Petisi Transparasi CPNS 2019 untuk Kementerian PUPR
Sejauh ini, produk asal Prancis telah ditiadakan di negara Timur Tengah, ini terjadi di beberapa toko di Kuwait, Yordania, dan Qatar.
Aksi memboikot produk Prancis merupakan respons negara Islam usai Emmanuel Macron mengomentari kematian Samuel Paty, yang mempertunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas saat ia mengajar.
Bagi umat Islam, menggambarkan Nabi Muhammad dianggap pelanggaran yang serius.***