Network
PR BANDUNGRAYA - Perseteruan PT Eigerindo Multi Produk Industri (Eiger) dengan YouTuber duniadian masih menjadi perhatian masyarakat Indonesia, termasuk merek kompetitor Eiger sendiri.
Usai sebelumnya rama-ramai berbagai merek lokal seperti 3second hingga Arei membuat surat tidak keberatan atau surat keringanan, kini merek Prepp Studio ikut meraiamkan polemik dengan satu tindakan lebih maju.
Melalui akun Instagram @preppstudio, merek dagang pakaian itu menawarkan seperangkat alat membuat konten video mulai dari kamera hingga penyimpananan data pada YouTuber duniadian.
Baca Juga: Polemik Jasa Pikul Jenazah dan Walkot Bandung Berakhir Bahagia, Mang Oded: Alhamdulillah Akhirnya
Jika berkenan, Prepp Sudio mengaku hendak mengirimkan empat perangkat pendukung pembuatan konten video pada YouTuber duniadian di antaranya:
1. SONY A6400 kit 16-50mm f/3.5-5.6 OSS, dibanderol sekira Rp11-13 juta di e-commerce
2. SONY FE 50mm f/1.8 Lens, dibanderol sekira Rp2,8 juta di e-commerce
3. RODE Microphone Video Micro, dibanderol sekira Rp400-800 ribu di e-commerce
4. SANDISK Extreme Pro SDXC UHS-I V30 64 GB 170mbps, dibanderol sekira Rp200 ribu di e-commerce Tokopedia
Jika ditotalkan, setidaknya Rp16,8 juta dikeluarkan Prepp Studio untuk mendukung YouTuber duniadian. Prepp mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan dukungan pada YouTuber duniadian agar bisa membuat konten menarik di kanal YouTubenya.
Baca Juga: Informasi BLT PKH 2021, Bagaimana Cara Mencairkannya? Ternyata Mudah dengan Cara Ini
"Kami segenap tim PREPPSTUDIO memberikan DUKUNGAN kepasa Mas @DUNIADIAN untuk tetap berkarya dalam menyajikan konten menarik pada channel Youtube-nya sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki, dengan bentuk support nyata berupa 1 Unit Kamera lengkap dengan perangkat pendukung lainnya, yang akan langsung dikirimkan jika Mas Dian berkenan," tulis Prepp Studio sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com dari Instagram @preppstudio.
Prepp sendiri mendukung niat baim Eiger yang menginginkan konten baik dalam mengulas suatu produk, namun merek pakaian itu memingatkan bahwa setiap konsumen memiliki keterbatasan dan kemampuan proses produksi.
