Network
PR BANDUNGRAYA - McDonald's Amerika Serikat menyangkal isu soal kemitraan pihaknya dengan Travis Scott sebagai tanggapan atas tuntutan hukum diskriminasi ras.
Pernyataan itu dikeluarkan awal pekan ini saat isu kemitraan McDonald's dengan Scott dan kemudian J Balvin meluap, apalagi hal itu terjadi saat perusahaan menghadapi berbagai tuntutan hukum diskriminasi ras.
“McDonald's seharusnya ada di Doghouse jika berbicara tentang Afrika-Amerika sekarang,” kata akademisi Chin Jou, penulis Supersizing Urban America: How Inner Cities Got Fast Food With Government Help, dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Nme, 13 Oktober 2020.
Baca Juga: Demo dan Penolakan Rakyat di Mana-mana, Baleg DPR: UU Cipta Kerja Tidak Semata Mengatur Soal Buruh
“Juggernaut Travis Scott ini telah begitu sukses dalam mengaburkan item berita terkait McDonald's lainnya,” tuturnya.
McDonald's, yang sebelumnya menolak berkomentar kepada Vice, menanggapi dengan pernyataan publikasi setelah laporan itu diterbitkan.
“Setiap klaim bahwa kolaborasi McDonald's dengan Travis Scott diluncurkan sebagai tanggapan atas litigasi baru-baru ini sepenuhnya salah,” kata pihak McDonald’s.
Baca Juga: Telah Disahkan DPR dan Pemerintah, Jumlah Halaman Draf Omnibus Law Sempat Berubah hingga 5 Kali
“Kami bekerja sama dengan Travis dan mitra selebriti terbaru kami, J Balvin, karena kecintaan mereka pada merek McDonald's, daya tarik mereka yang luas, dan pengikut setia mereka di antara pelanggan muda dan kru kami,” kata pihak McDonald's.
“Berkenaan dengan litigasi, tuduhan ini muncul di hadapan semua yang kami perjuangkan sebagai organisasi dan sebagai mitra bagi komunitas dan pemilik usaha kecil di seluruh dunia. Kami tidak hanya secara tegas menyangkal tuduhan tersebut, tetapi kami yakin bahwa fakta akan menunjukkan seberapa besar komitmen kami terhadap keragaman dan kesempatan yang sama dari Sistem McDonald's, termasuk di seluruh pewaralaba, pemasok, dan karyawan kami,” tutur mereka.
