Sempat Terancam 'Digusur', Rumah Ninja Berusia Ratusan Tahun di Jepang Terjual Rp2,7 Miliar

- 13 Oktober 2020, 17:43 WIB
Rumah bersejarah yang konon digunakan sebagai markas ninja ratusan tahun lalu di Hirosaki di Prefektur Aomori, Timur Laut Jepang. Rumah satu lantai itu menghindari pembongkaran karena Sato, pemilik barunya, telah setuju untuk melestarikannya untuk mewariskan sejarah dan budaya ninja.
Rumah bersejarah yang konon digunakan sebagai markas ninja ratusan tahun lalu di Hirosaki di Prefektur Aomori, Timur Laut Jepang. Rumah satu lantai itu menghindari pembongkaran karena Sato, pemilik barunya, telah setuju untuk melestarikannya untuk mewariskan sejarah dan budaya ninja. /Dok. Kyodo News

PR BANDUNGRAYA - Sebuah rumah bersejarah yang konon digunakan sebagai basis ninja ratusan tahun lalu di timur laut Jepang telah terhindar dari pembongkaran, pemilik barunya bersumpah akan melestarikan properti itu. 

Rumah kayu satu lantai, yang terletak di gang sempit di Hirosaki, Prefektur Aomori, menghadapi risiko pembongkaran setelah pasangan yang memilikinya selama sekitar 30 tahun memutuskan untuk menjualnya karena biaya perawatannya yang tinggi. 

Namun, rumah tersebut dibeli dengan harga sekitar 20 juta yen atau setara dengan Rp2,7 miliar oleh Mitsumaro Sato, seorang pejabat kota Hirosaki berusia 63 tahun. 

Baca Juga: Polisi Amankan Pelajar Berinisial YA, Diduga Jadi Provokator Unjuk Rasa UU Cipta Kerja

Menurut Shigeto Kiyokawa, seorang profesor di Universitas Aomori yang juga berperan sebagai penasihat klub ninja sekolah. Pemilik rumah yang baru tersebut telah setuju untuk melestarikan rumah dan menggunakannya untuk meneruskan sejarah dan budaya ninja. 

"Kami sangat senang bisa menemukan seseorang yang ingin melestarikannya," kata Kiyokawa dikutip Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Kyodo News pada Selasa, 13 Oktober 2020. 

Rumah ini konon dibangun pada akhir Era Edo (1603-1868) dan berfungsi sebagai stasiun untuk pasukan ninja Hayamichi-no-mono di Domain Hirosaki. 

Baca Juga: Butik Anne Avantie Sempat Jadi Korban Kerusuhan 1998, hingga Ucapan Sang Bunda Selalu Jadi Pedoman

Memiliki fitur yang berbeda, seperti lantai yang sengaja dirancang untuk membuat suara berkicau untuk memperingatkan penghuni dari penyusup. 

Permintaan awal Kiyokawa agar kota melestarikan rumah sebagai kekayaan budaya ditanggapi dengan keengganan karena sulitnya memperkirakan signifikansi budayanya karena pekerjaan renovasi yang telah dilakukan.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Kyodo News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah