Tidak Tanggung-tanggung! AS Janjikan Miliaran Dolar Jika Indonesia Mau Berhubungan dengan Israel

23 Desember 2020, 11:49 WIB
Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menerima kedatangan CEO IDFC Amerika Serikat Mr. Adam Boehler. /Instagram.com/@luhut.pandjaitan

PR BANDUNGRAYA – Berbagai macam upaya kini telah dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat dan Israel agar membangun hubungan diplomatik dengan beberapa negara, salah satunya adalah Indonesia.

Kepala lembaga investasi Amerika Serikat (AS) untuk luar negeri, International Development Finance Corporation (DFC) Adam Boehler mengatakan bahwa jika seandainya Indonesia mau membuka hubungan dengan Israel akan mendapatkan investasi finansial senilai miliaran dolar AS.

Boehler mengungkapkan bahwa hal tersebut merupakan peluang besar bagi Indonesia, jika seandainya Indonesia dapat membuka keran investasi AS dua kali lebih besar ketimbang saat ini yang hanya bernilai 1 miliar dolar.

Baca Juga: Resmi Dilantik Jokowi, Tri Rismaharini Segera Bentuk Program Ini untuk Kurangi Kemiskinan

Boehler menambahkan bahwa sebelumnya ia telah membahas rencana ini bersama Indonesia.

"Bila mereka siap, dananya akan siap dan bila mereka siap maka kami akan senang bahkan memberi dukungan finansial yang lebih besar dibandingkan yang telah kami lakukan," katanya seperti dikutip PRBandungraya.com dari Bloomberg pada Rabu, 23 Desember 2020.

Boehler mengungkapkan bahwa dirinya tidak merasa kaget bila Indonesia yang negara jumlah muslim terbesar di dunia mau membuka hubungan dengan Israel.

Maka seandainya Indonesia mau membuka hubungan dengan Israel, DFC akan menggelontorkan banyak investasi ke negara tersebut.

"Satu atau dua miliar dolar lebih," sambungnya.

Baca Juga: Ini 5 Program Tri Rismaharini yang Diusung Setelah Resmi Dilantik Jadi Mensos RI

Hubungan diplomatik ini sedang dibangun oleh Israel, sebelumnya pemimpin-pemimpin AS dan Israel berharap semakin banyaknya negara-negara lain bersedia melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.

Sebelumnya, hubungan diplomatik ini telah dilakukan oleh Israel bersama Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko di beberapa bulan terakhir.

As pun berharap ke depannya seperti Oman dan Arab Saudi mau bergabung dengan negara-negara tetangga mereka.

Boehler menambahkan bahwa dana DFC khusus untuk Oman dan Arab Saudi akan dibatasi karena lembaga tersebut tidak diizinkan berinvestasi langsung kepada negara yang memiliki pendapatan tinggi.

Baca Juga: Siap-Siap! Simak Jadwal Seleksi CPNS 2021 dan Dokumen Penting yang Wajib Dipersiapkan dari Sekarang

Boehlr sendiri kini sedang berada di Israel sebagai salah satu delegasi pemerintahan Donald Trump. Ia akan mengunjungi Maroko.

Ia menambahkan bahwa akan membuka cabang pertama Prosper Africa di Afrika Utara. Hal tersebut merupakan inisiatif untuk meningkatkan perdagangan antara AS dengan negara-negara Afrika.

Sementara itu, Presiden terpilih AS Joe Biden yang akan dilantik pada 20 Januari nanti berjanji akan mengganti seluruh kebijakan yang telah dilakukan oleh Donald Trump.

Boehler sendiri mengungkapkan bahwa lembaganya telah mendapatkan dukungan dari Partai Republik dan Demokrat.

Baca Juga: 11 Pelaku Jaringan Narkoba Timur Tengah Diringkus, Polisi Sita 201 Kg Sabu di Petamburan

Ia sendiri berharap agar kebijakan DFC dapat berlanjut di pemerintahan Joe Biden.

"Saya pikir mereka akan ambil apa yang kami lakukan dan melakukannya lebih jauh dan saya berharap mereka melakukannya dan saya akan mendukung mereka," kata Boehler. ***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Bloomberg

Tags

Terkini

Terpopuler