Benarkah Plasma Darah Pasien Sembuh Covid 19 Bisa Obati Pasien yang Masih Sakit? Ini Penjelasannya

- 25 November 2020, 10:43 WIB
Ilustrasi pengobatan menggunakan plasma darah.
Ilustrasi pengobatan menggunakan plasma darah. /Pixabay/Belova59

PR BANDUNGRAYA – Beberapa waktu lalu, sempat beredar kabar bahwa pengobatan menggunakan plasma darah dari orang yang telah sembuh setelah terinfeksi virus corona atau Covid-19 dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pasien yang masih sakit. Benarkah demikian?

Dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Reuters, metode itu disebut convlascent plasma atau plasma pemulihan.

Dalam metode ini, antibodi dalam plasma darah orang yang telah sembuh diberikan kepada pasien yang sakit.

Baca Juga: Korea Selatan dan Indonesia Tegaskan Akan Lanjutkan Kerja Sama di Bidang Industri Pertahanan

Berdasarkan temuan dari penelitian The New England Journal of Medicine, metode tersebut ternyata tidak secara signifikan menyembuhkan kondisi kesehatan pasien sakit maupun mengurangi resiko kematiannya.

Akan tetapi, di samping kurangnya bukti akan kemanjuran metode tersebut, plasma pemulihan yang beberapa waktu lalu disebut-sebut sebagai ‘terobosan bersejarah’ oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah diberikan kepada pasien sakit di AS.

Pada bulan Oktober lalu, sebuah studi dari India menyebutkan bahwa plasma pemulihan membantu mengurangi gejala Covid-19 seperti sesak napas dan pusing, tetapi tidak mengurangi resiko kematian maupun perkembangan penyakit yang lebih parah setelah 28 hari.

Baca Juga: Covid-19 Kota Bandung per Hari Ini Rabu 25 November 2020, Nyaris 100 Kasus Baru Tercatat

Sementara itu, sebuah studi di Argentina yang melibatkan 333 orang pasien dalam perawatan pneumonia parah akibat Covid-19 meneliti pemberian plasma pemulihan dan plasebo (obat yang tidak memiliki kegunaan secara medis, namun mempengaruhi mental pasien yang percaya bahwa obat tersebut akan membuatnya sembuh) secara acak.

Setelah 30 hari, para peneliti tidak menemukan perbedaan secara signifikan dari segi gejala maupun kondisi kesehatan pasien.

Halaman:

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x