Mengenal Serajah Kue Bulan, Kue Simbol Pemberontakan yang Kini Jadi Makanan Khas Imlek

- 12 Februari 2021, 12:10 WIB
Ilustrasi kue bulan khas Imlek.
Ilustrasi kue bulan khas Imlek. /PIXABAY/Meongan278

PR BANDUNGRAYA – Hal yang paling dinantikan dari perayaan Imlek adalah menyantap kudapan khas Tionghoa.

Kue khas Imlek yang paling popular pada tiap tahunnya adalah kue keranjang.

Dilansir dari berbagai sumber, kue keranjang dalam bahasa Mandarin disebut dengan Nian Gao atau dalam dialek Hokkian disebut dengan Ti Kwe.

Baca Juga: Taklukan Tigres di Final, Bayern Munchen Buktikan Keperkasaannya di Level Dunia

Bahan dasar kue keranjang adalah gula dan ketan, proses pembuatannya hampir sama seperti dodol.

Namun, ternyata selain kue keranjang ada juga kue lain yang jangan sampai dilewatkan untuk disantap dalam perayaan imlek kali ini.

Bahkan tak sedikit juga yang mengatakan lebih enak dari kue keranjang, yaitu kue Tiong Chiu Pia atau lebih popular dengan sebutan kue bulan.

Baca Juga: VIRAL! Konten Video TikTok Diserbu Netizen Gegara Parodikan Sinetron Ikatan Cinta, Pemeran Andin Diganti

Dikutip dari chinatown.co.uk, kue bulan adalah sajian berbahan kulit pastry yang manis dan padat. Isian dalam kue ini beragam, mulai dari kacang merah, wijen atau biji teratai.

Dan yang menarik, dibagian atas kue bulan terdapat ukiran aksara china berisi salam panjang umur atau harmoni.

Kue ini punya makna yang istimewa dalam adat tiongkok, konon katanya sebagai simbol kemenangan pada masa penggulingan Dinasti Mongol pada abad ke-13.

Baca Juga: Kapan BLT UMKM Rp2,4 Juta Tahun 2021 Dibuka? Ini Bocoran dari Kemenkop UKM

Perlawanan terhadap Kubilai Khan pada masa itu dipimpin oleh seorang bernama Liu Bowen. Saat itu ia, diberi izin oleh rezim otoriter untuk membagikan kue bulan kepada warga sebagai berkah panjang umut kaisar Mongol.

Namun karena siasatnya, ternyata kue yang dibagikan tersebut berisi sebuah pesan pemberontakan. Bunyinya, “Bunuh Mongol pada hari ke-15 bulan kedelapan”

Karena bangsa Mongol tidak makan kue bulan, rencana mereka kemudian berhasil dan Bangsa Mongol digulingkan. Peristiwa tersebut kemudian diperingati hingga hari ini sebagai Festival Pertengahan Bulan.

Baca Juga: Setelah Dihantui Teror dan Intimidasi, 2 Petani Nipah di Sumatera Utara Ditahan, Begini Krolonogisnya

Penamaan kue ini berasal dari dialek hokkien yang artinya Tengah Bulan Musim Gugur. Tiong artinya ‘tengah’, chiu artinya ‘gugur’ dan pia adalah nama sejenis kue berbentuk bulan dan berisi.***

Editor: Fitri Nursaniyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah