4. Menjauh dari Kehidupan Sosial
Setiap manusia memang membutuhkan waktu untuk sendiri. Me-recharge energi yang sudah terkuras oleh aktivitas atau pekerjaan. Terlebih bagi kaun introvert, mereka lebih banyak membutuhkan ruang-ruang privasi agar energinya full kembali.
Namun, yang menjadi masalah adalah ketika kamu benar-benar ingin menyendiri tanpa ada siapapun, bahkan seorang pun. Ada rasa beban berat ketika bertemu oranglain, apalagi sekedar bertemu kekuarga atau teman dekat kita. Maka saat itulah kita harus segera pergi ke psikolog.
5. Memakai Barang Berbahaya/Terlarang
Tanda selanjutnya ketika kamu harus bertemu psikolog yaitu ketika kamu menajdikan barang terlarang sebagai pelarian dari masalahmu.
Di antara barang berbahaya itu seperti alkohol, narkoba, ekstasi dan sejenisnya.
Padahal, dengan memakan barang-barang haram tersebut hanya akan mengkopi masalah yang tidak sehat.
Karena barang-barang tersebut membuat adiksi atau rasa candu. Sehingga ada kemungkinan besar ketika masalah berat datang lagi menghampiri, hal tersebut akan menjadi pelarian lagi
6. Pengembangan Potensi Diri
Sebenarnya kalian harus ke psikolog tidak harus ketika ada masalah. Pergi ke psikolog juga bukan lagi sesuatu hal yang tabu.
Kalian bisa pergi ke psikolog untuk sharing tentang potensi dan pengembangan diri. Bisa juga untuk menunjang karir, menciptakan komunikasi yang baik dengan pasangan, dan sharing tentang hal-hal yanh bisa membuat hidup lebih produktif dan bahagia.
7. Suicide/Bunuh Diri
Tanda yang terakhir ini merupakan puncak dari masalah kesehatan mental manusia. Kondisi di mana mental sedang begitu down.
Orang yang berpikiran untuk melakukan suicide atau ingin mengakhiri hidupnya harus segera ditolong karna pasti kesehatan mentalnya sedang dalam kondisi benar-benar tidak stabil. Sehingga sebelum ada kepikiran melakukan hal tersebut, kita harus bisa menyadari kondisi diri dan seger peegi ke psikolog.
Itulah 7 tanda kamu harus memeriksakan kesehatan mentalmu ke psikolog. Bukan hanya untuk mencari solusi terhadap masalah mental yang dihadapi, tapi juga untuk pengembangan diri agar sehat jiwa, raga, dan bahagia.***