PR BANDUNGRAYA - Makanan junk food dikenal sebagai makanan praktis sekaligus mengenyangkan. Dengan resep yang khas, nampaknya belum ada orang yang bisa menyamakan rasanya dengan masakan sendiri.
Namun menurut studi, orang yang makan banyak makanan cepat saji yang diproses secara industri cenderung akan mengalami penuaan dini.
Pada Konferensi Eropa dan Internasional mengenai Obesitas, para ilmuan menyatakan orang yang sering mengonsumsi junk food memiliki untai DNA dan protein (telomer) lebih pendek dibandingkan orang yang lebih jarang mengonsumsi.
Baca Juga: Yopie Latul Meninggal Dunia, Sang Pelantut Poco-poco Tutup Usia di Umur 65
Telomer pendek merupakan penanda penuaan biologis pada tingkat sel dan penelitian tersebut menunjukkan bahwa makanan merupakan faktor yang mendorong sel untuk menua lebih cepat.
Telomer tidak membawa informasi genetik, namun sangat penting untuk menjaga stabilitas dan integritas kromosom.
Seiring bertambahnya usia, telomer kita memendek secara alami karena setiap kali sel membelah sebagian dari telomer akan hilang.
Baca Juga: Pilkada Digital: KPU Uji Coba Aplikasi SIREKAP di Kabupaten Bandung
Ultra-processed foods atau junk food biasanya sering kali menyertakan perasa buatan, pewarna, pengemulsi, pengawet, dan aditif lainnya untuk meningkatkan masa simpan. Menurut para peneliti, hal ini tentu membuat makanan tersebut kurang bergizi.
Penelitian juga sebelumnya telah menunjukkan korelasi kuat antara makanan ultra-processed ini dan penyakit seperti hipertensi, obesitas, depresi, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker.