Uji Coba Vaksin Covid-19 Menuai Perdebatan, Bagaimana Nasib Relawan jika Vaksin Tidak Berhasil?

25 November 2020, 12:31 WIB
Ilustrasi relawan uji coba vaksin Covid-19. /Pexels/Gustavo Fring

PR BANDUNGRAYA - Pandemi Covid-19 yang menyebabkan krisis kesehatan global telah membawa puluhan ribu relawan muda yang menawarkan diri untuk secara sengaja diinfeksikan oleh SARS-CoV-2.

Demi mempercepat proses pencarian vaksin, para relawan mempertaruhkan kesehatan dengan mengizinkan peneliti untuk menularkan Covid-19 dengan sengaja.

Berbagai kelompok studi mengumumkan untuk mencoba uji tantangan manusia, bahkan ketika beberapa ilmuwan meragukan apakah tes tersebut dapat dilakukan dengan cara yang etis.

Baca Juga: Hubungan Asmara Eks Wanna One Lai Guanlin Ikut Terbongkar Usai Minta Maaf karena Terciduk Merokok

Setelah muncul kabar baru-baru ini bahwa uji coba pada relawan Covid-19 telah menghasilkan setidaknya dua vaksin yang sangat menjanjikan, para peneliti memperdebatkan uji tantangan yang direncanakan apakah masih diperlukan.

Dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari The Science Times, diketahui bahwa para peneliti di Inggris akan mempertahankan uji tantangan tersebut.

Menurut ahli imunologi Imperial College yang berbasis di London dan penelitian utama untuk uji coba yang diusulkan di Inggris, Christopher Chiu, mengatakan masih ada banyak argumen kuat untuk mendorong uji tantangan manusia.

Meskipun, paparan virus yang disengaja, sering menjadi perdebatan yang terjadi pada masalah pedoman etika selama proses uji coba dilakukan.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Ramai Diperbincangkan Netizen Usai Penangkapan Menteri KKP Edhy Prabowo oleh KPK

Dalam proses uji coba pada manusia, para ilmuwan akan memberi relawan vaksin atau plasebo, lalu menunggu selama beberapa bulan atau lebih.

Hal tersebut akan dilakukan untuk mengetahui kondisi yang terjadi pada relawan, sehingga peneliti dapat mengumpulkan hasil yang akurat secara statistik.

Sebuah laporan mengatakan uji coba tantangan dapat bergerak lebih cepat, dengan memvaksinasi relawan terlebih dahulu, kemudian secara sengaja memaparkan SARS-CoV-2 dalam pengaturan yang terkontrol.

Setelah terpapar virus secara sengaja, peneliti kemudian akan mengikuti perkembangan relawan selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.

Baca Juga: Usai Donor Darah, Wanita Ini Mengalami Memar dan Tidak dapat Meluruskan Tangannya, Ini Penyebabnya

Di mana dalam proses uji coba tantangan atau pun uji coba lainnya sering dikait-kaitkan dengan masalah pedoman etika, yang menimbulkan pertanyaan terkait keberlangsungan hidup relawan jika vaksin tidak berhasil ditemukan.

Misalnya, vaksin ternyata tidak dapat diandalkan atau tidak efektif menyembuhkan Covid-19, maka relawan yang setuju diinfeksikan SARS-CoV-2 nyawanya bisa terancam.

Terkait hal itu, pakar penyakit menular Wilbur Chen, dari Universitas Maryland, Baltimore, yang telah melakukan beberapa uji tantangan mengatakan tes semacam itu jauh lebih berbahaya untuk Covid-19.

Baca Juga: Korea Selatan dan Indonesia Tegaskan Akan Lanjutkan Kerja Sama di Bidang Industri Pertahanan

Menurut Chen, hingga saat ini belum ada terapi penyelamatan yang baik untuk virus corona, sehingga harus berhati-hati dengan dampak dari infeksi Covid-19.***

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: The Science Times

Tags

Terkini

Terpopuler