PR BANDUNGRAYA – Sejak tahun lalu, pemerintah Korea Selatan mulai memberlakukan aturan baru di pusat pelatihan wajib militer.
Aturan tersebut berupa pemberian izin penggunaan ponsel kepada seluruh peserta wajib militer apabila mereka sudah menyelesaikan pekerjaan mereka di hari tersebut.
Ketika aturan kebebasan menggunakan ponsel mulai diberlakukan di Korea Selatan, warga Negeri Ginseng sempat protes karena takut akan terjadi kebocoran informasi dari pangkalan militer.
Baca Juga: 49 PP Pelaksana UU Cipta Kerja Resmi Diundangkan, Ini Harapan Yasonna Laoly
Akan tetapi aturan kebebasan penggunaan ponsel di tempat wajib militer tetap jadi diberlakukan karena terbukti berhasil menurunkan tingkat bunuh diri serta melarikan diri dari para peserta wajib militer.
Setelah penggunaan ponsel bagi peserta wajib militer kembali diperbolehkan, terlihat para tentara sibuk bermain dengan ponsel mereka selama waktu istirahat.
Adapun penggunaan ponsel oleh peserta wajib militer di Korea Selatan paling banyak digunakan untuk menonton pelajaran daring serta berbagai video pengetahuan.
“Saya sedang sibuk belajar untuk mendapatkan sertifikasi karena ingin bekerja di bidang penanganan material berbahaya selepas selesai wajib militer nanti,” kata tentara Kim Tae Woong yang juga menyambut baik aturan kebebasan penggunaan ponsel di pangkalan wajib militer.
Dengan adanya aturan yang membebaskan penggunaan ponsel sewaktu menjalani wajib militer, para pemuda di Korea Selatan dapat dengan leluasa menghubungi orang tua mereka juga kekasih masing-masing.
Pihak petinggi militer telah mengamati bahwa kebebasan penggunaan ponsel di pangkalan wajib militer menyebabkan para tentara tidak lagi merasa terisolasi akibat pandemi Covid-19 yang melarang mereka untuk sering-sering pulang saat menjalani wajib militer.
Baca Juga: Ingin Lolos Seleksi Administrasi CPNS 2021! Ini Syarat dan Dokumen yang Harus Disiapkan
Berdasarkan data yang diperoleh stasiun televisi MBC dari Kementerian Pertahanan Korea Selatan, angka bunuh diri yang dilakukan oleh tentara yang sedang wajib militer menurun sebanyak 44 persen.
Sementara itu, dilansir PRBandungRaya.com dari Allkpop, tentara yang sedang melakukan wajib militer dan melarikan diri menurun sebanyak 30 persen.
Akan tetapi kebebasan penggunaan ponsel di pangkalan wajib militer juga terbukti membawa dampak merugikan.
Misalnya pada tahun lalu, beberapa tentara ditangkap karena terlibat kasus pelecehan seksual secara digital.
Menanggapi bahaya yang dapat ditimbulkan akibat kebebasan penggunaan ponsel di pangkalan wajib militer, Kementerian Pertahanan Korea Selatan berjanji akan meningkatkan sistem keamanan digital serta memperberat sanksi yang berlaku.***