Kisah Angel, Gadis Berusia 19 Tahun yang Tewas Tertembak Militer di Kerusuhan Demo Myanmar

4 Maret 2021, 20:05 WIB
Angel, 19, alias Kyal Sin, berbaju hitam dengan tulisan 'Everithing is Ok', tewas dalam protes anti kudeta di Mandalay, Myanmar 3 Maret 2021 /Tangkap layar Twitter/ @frhnxxzle/

PR BANDUNG RAYA−Permasalahan yang terjadi di Myanmar hingga saat ini masih memanas, para pengunjuk rasa kian semangat menyuarakan keresahan mereka sebagai warga.

Korban meninggal dari pengunjuk rasa pun bertambah. Salah satunya yang terjadi pada Rabu, 3 Maret 2021 di Mandalay. Pengunjuk rasa banyak yang tergeletak di tanah akibat serangan tembakan yang dilakukan polisi untuk membubarkan mereka.

Salah satu di antara pengunjuk rasa itu ada seorang wanita berusia 19 tahun bernama Angel, dikenal juga sebagai Kyal Sin. Ia merupakan seorang penari dan atlet taekwondo.

Baca Juga: 70 Persen Lebih Menular, Ini Gejala Varian Baru Virus Corona B117 yang Kini Sudah Masuk ke Indonesia

Kyal Sin atau Angel bersama sejumlah pengunjuk rasa berlindung sebelum akhirnya tertembak tepat di kepalanya. Hari itu pula ada sedikitnya 18 orang yang meninggal selain Angel.

Saat kejadian itu Angel mengenakan pakaian bertuliskan “Semuanya akan baik-baik saja,”.

Ditambah lagi adanya pernyataan dari salah seorang temannya saat menjadi pengunjuk rasa anti-kudeta di Mandalay. Orang itu adalah Myat Thu, ia bersama Angel saat protes.

Baca Juga: Jokowi Kampanyekan Benci Produk Luar Negeri, Azzam Mujahid Izzulhaq: Berarti Sinovac Buatan Sumedang

Myat Thu turut mengenang seorang wanita muda yang menurutnya adalah seorang yang pemberani. Angel dikatakannya adalah orang yang berani menendang pipa air hingga terbuka sehingga pengunjuk rasa dapat mencuci gas air mata dari mata mereka. Angel juga melemparkan tabung gas air mata kembali ke arah polisi.

“Ketika polisi melepaskan tembakan, dia mengatakan kepada saya 'Duduk! Duduk! Peluru akan menghantammu," kenang Myat Thu.

Myat Thu juga bersaksi bahwa Angel merawat dan melindungi orang lain sebagai seorang teman.

Baca Juga: Tak Terima Difitnah, Marzuki Alie Layangkan Gugatan Pencemaran Nama Baik Pada AHY

Myat Thu mengatakan dia dan Angel termasuk di antara ratusan orang yang berkumpul dengan damai di kota kedua Myanmar untuk mengecam kudeta dan menyerukan pembebasan pemimpin yang ditahan Aung San Suu Kyi.

Sebelum penyerangan polisi, suara Angel terdengar di dalam video berteriak, "Kami tidak akan lari" dan "darah tidak boleh ditumpahkan".

Myat Thu menyampaikan bahwa awal mulanya polisi yang melemparkan gas air mata. Kemudian tidak lama kemudian peluru datang. 

 

Semua orang berpencar, kata Myat Thu, baru kemudian dirinya mendapat pesan bahwa ada seorang gadis telah meninggal.

"Saya tidak tahu bahwa itu dia," kata Myat Thu.

Tetapi gambar seorang gadis itu viral dan muncul di Facebook yang menunjukkan gadis tersebut berbaring di samping korban lain.

 

Pertumpahan darah pada hari itu menambah jumlah korban tewas dalam protes yang telah menarik ratusan ribu orang ke jalan-jalan di Myanmar. ***

Editor: Yuni

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler