Pengakuan Mantan Pasien Covid-19 yang Masih Merasakan Banyak Gejala Usai 100 Hari Sembuh

13 Juli 2020, 11:58 WIB
ILUSTRASI virus corona (Covid-19).* //pixabay

PR BANDUNGRAYA - Mantan pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh mengaku masih mengalami penderitaan bahkan setelah 100 hari sejak dinyatakan negatif Covid-19 oleh dokter.

Dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Mirror, Senin 13 Juli 2020, gejala yang kerap kali mengganggu mantan pasien Covid-19 adalah mudah lelah, sesak napas, dan mudah lupa.

Seorang mantan pasien Covid-19 mengaku setelah 100 hari ia dinyatakan sembuh, kondisi tubuhnya belum juga kembali normal seperti sedia kala sebelum virus corona menyerang.

Baca Juga: Cek Fakta: Jemaah Haji Asal Padang Sumbar Dikabarkan Tetap Pergi ke Tanah Suci Lewat Orang Dalam

Louise Nicholls, salah satu mantan pasien Covid-19, mengaku menderita suatu gejala aneh setelah ia dinyatakan sembuh.

Louise dinyatakan positif Covid-19 pada 1 April 2020 lalu, gejala utama yang ia alami saat itu adalah sesak napas.

Sebelum dinyatakan positif Covid-19, wanita usia 32 tahun itu merupakan orang yang sehat. Ia bahkan sering menunggang kuda, sering juga mengangkat beban berat saat mempersiapkan pernikahannya.

Baca Juga: Hari Pertama Sekolah, Pemkab Sumedang Tegaskan Belajar Tatap Muka di Kelas Masih Dilarang

Sekarang, setelah terpapar Covid-19 dan dinyatakan sembuh, Louise mengaku saat berolah raga ia akan cepat kehabisan napas.

"Saya tidak batuk atau demam, tetapi saya sesak napas. Saya juga terbangun malam hari dengan banyak keringat," kata Louise.

Louise mengatakan bahwa sang dokter memberitahu kondisinya akan kembali normal setelah beberapa minggu.

Baca Juga: Proyek Ulang Tahun V BTS, Penggemar Donasi Rp 1 Miliar untuk Bangun Sekolah 'Taehyung' di Tiongkok

Namun kenyataanya, kondisi Louise belum juga normal, ia bahkan harus menggunakan inhaler steroid untuk membantu masalah pernapasannya.

"Saya diberi steroid inhaler untuk memperlebar saluran pernapasan. Saya tidak menderita asma, tapi dulu saya memang memiliki kecenderungan asma," kata dia.

Di malam hari, Louise bercerita bahwa ia akan memiliki kesulitan tidur, dan menjelang fajar dia mulai kesulitan lagi untuk bernapas.

Baca Juga: Ramai Dihujat Netizen Gara-gara Tak Bisa Masak Mi Instan, Rey Mbayang: Kalian Diprank Istriku

Dalam sebuah grup Facebook yang dibuat Louise, dia menemukan ada banyak orang di Merseyside, Inggris, yang juga mendapatkan penderitaan seperti dia meskipun telah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Seperti Profesor Paul Garner, seorang Ahli Epidemiologi Fakultas Kedokteran Tropis Liverpool, yang mengaku mudah lelah usai terjangkit Covid-19.

Dulu ia sanggup berlari 30-40 kilometer dalam seminggu, ia juga rutin melakukan yoga. Tapi sekarang, ia tak sanggup untuk bersepeda selama 15 menit.

Baca Juga: KPI Hanya Berikan Sanksi Teguran, Warganet Kecewa Minta Setop Penayangan Sinetron 'Dari Jendela SMP'

"Ada orang yang setelah sembuh dari penyakit ini menjadi beda. Masalah utama bagi saya adalah kelelahan yang mengerikan ini, ini seperti sindrom kelelahan kronis, tapi memang bukan penyakit itu," kata Paul.

Gejala lain yang diderita Paul usai sembuh dari Covid-19 adalah menjadi pelupa. Ia juga mengalami kesulitan untuk mengungkapkan kata-kata tertentu.

Sementara, Chris (37), ia adalah seorang petugas kebakaran dari Kirkby, dan istrinya Ingrid (34).

Baca Juga: Jadwal dan Soal Program Belajar dari Rumah TVRI, Senin 13 Juli 2020, Hari Pertama Masuk Sekolah!

Keduanya telah dinyatakan sembuh dari Covid-19 namun masih merasakan gejala-gejala seperti sesak napas setelah tiga bulan.

Chris hanya menderita sesak napas, jadi dia masih bisa mengatur tubuhnya untuk beraktifitas dan bekerja.

Sementara istrinya mengalami gejala mudah lelah, sehingga dari 24 jam sehari, 12 jamnya akan digunakan Ingrid untuk beristirahat.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Mirror

Tags

Terkini

Terpopuler