Kasus Virus Corona Dunia Capai 18 Juta, Setiap 15 Detik Sekali Satu Pasien Meninggal Akibat Covid-19

5 Agustus 2020, 17:22 WIB
Ilustrasi kasus virus corona di dunia. /PIXABAY/MiroslavaChrienova

PR BANDUNGRAYA - Pandemi Covid-19 yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Tiongkok masih menghantui dunia.

Berbagai upaya dan kebijakan telah dibuat oleh tiap-tiap negara agar kasus tersebut bisa diselesaikan, namun nampaknya virus corona yang ditemukan kali ini lebih ganas dari sebelumnya.

Peneliti di berbagai penjuru dunia pun telah menuangkan usahanya untuk membuat vaksin Covid-19, namun seperti yang diketahu, butuh waktu lama bagi ilmuwan untuk menemukan vaksin sebuah virus.

Baca Juga: PM Lebanon Hassan Diab Tuntut Pertanggungjawaban Oknum Pemicu Ledakan di Beirut

Per hari ini, Rabu 5 Agustus 2020, Worldometers telah mencatat lebih dari 18 juta kasus positif Covid-19 di dunia dengan total kasus kematian lebih dari 700.000 orang.

Di Indonesia sendiri, per hari ini Rabu 5 Agustus 2020 kasus positif Covid-19 berjumlah 116.871 dengan total kematian 5.452 orang.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Antara, Rabu 5 Agustus 2020, dalam 15 detik ada satu orang di dunia yang meninggal akibat Covid-19.

Baca Juga: Gaet 3 Parpol, BRA Putri Woelan Sari Dewi Optimis Lawan Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Solo 2020

Secara global, saat ini dengan kasus kematian yang melampaui angka 700.000 Amerika Serikat, Brazil, India, Meksiko menjadi negara terparah.

Menurut penghitungan Reuters berdasarkan data dari dua pekan terakhir, rata-rata terdapat 5.900 pasien Covid-19 meninggal dunia dalam waktu 24 jam. Angka itu setara dengan 247 orang per jam, atau satu orang per 15 detik.

Sementara untuk kasus infeksi, Amerika Serikat dan Amerika Latin menjadi episentrum baru pandemi Covid-19.

Baca Juga: Pasca Comeback Single 'Dynamite', BTS Bakal Hadir dalam Acara MTV Video Music Awards 2020

Awalnya, wabah masuk lebih lambat ke wilayah Amerika Latin yang berpenduduk total sekira 640 juta orang itu dibandingkan dengan wilayah lain di dunia yang sudah lebih dahulu mengalami lonjakan kasus.

Namun setelah penyakit infeksi virus corona itu masuk, pemerintah kesulitan mengendalikan penyebarannya karena masalah kemiskinan dan kepadatan penduduk.

Menurut data Program Permukiman Manusia PBB, Lebih dari 100 juta orang di wilayah Amerika Latin dan Karibia hidup dalam lingkungan kumuh.

Baca Juga: Tak Henti Ucap Takbir, Video Detik-detik Ayah Selamatkan Nyawa Anaknya dari Ledakan di Lebanon Viral

Banyak pekerja sektor informal yang turut kesulitan mengakses jaring pengaman sosial, sehingga mereka harus tetap bekerja di tengah pandemi.

Di Amerika Serikat, dengan penduduk sekira 330 juta orang, perjuangan melawan wabah juga mengalami sejumlah kendala. Padahal negara itu merupakan salah satu negara terkaya di dunia.

Tercatat sebanyak sekitar 4,8 juta orang di Amerika Serikat terinfeksi Covid-19 hingga 5 Agustus 2020 pagi. Pada Senin 3 Agustus 2020, pakar penyakit infeksi Dr. Anthony Fauci menyebut bahwa wilayah negara bagian yang mengalami lonjakan kasus harus mempertimbangkan untuk kembali menerapkan penutupan wilayah.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Permenpan RB REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler