Alaska Terancam Tsunami karena Perubahan Iklim yang Dapat Mengakibatkan Lapisan Es Mencair

19 Oktober 2020, 15:41 WIB
Ilustrasi pegunungan Alaska. /PIXABAY/Jacqueline Schmid

PR BANDUNGRAYA - Penilitian yang dilakukan para ilmuwan menunjukan wilayah Alaska dan tempat-tempat dingin lainnya berpotensi menimbulkan tsunami.

Hal tersebut dikarenakan perubahan iklim yang mengakibatkan lapisan es di wilayah tersebut mencair, menjadikan gunung-gunung es di sana akan hancur. Serta bongkahan es yang jatuh ke laut akan menimbulkan gelombang tsunami yang besar.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa daerah berpenduduk dan tempat-tempat wisata utama terancam bahaya.

Baca Juga: Pengalaman Seru di Nijigen no Mori Jepang Bisa Melihat Godzilla dari Dekat

Dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Guardian, awal tahun ini, 14 ahli geologi memperingatkan bahwa longsoran besar mungkin akan terjadi longsoran besar satu kali pertahun dalam 20 tahun.

Pada 2015, tanah longsor serupa, di lereng yang juga merayap selama beberapa dekade, menciptakan tsunami yang mengikis hutan 193 meter di atas lereng Taan Fiord di Alaska.

Menurut ahli geologi Bretwood Higman, yang pernah bekerja di Taan Fiord dan Barry Arm saat ini iklim telah berubah.

"Lanskap membutuhkan waktu untuk menyesuaikan. Jika gletser mundur dengan sangat cepat, lereng di sekitarnya dapat terperanjat, mereka mungkin gagal secara serempak alih-alih menyesuaikan secara bertahap," katanya.

Misalnya, setelah memeriksa foto satelit selama 30 tahun, ahli geologi Erin Bessette-Kirton menemukan bahwa tanah longsor di pegunungan St Elias dan Teluk Gletser Alaska berhubungan dengan tahun-tahun terhangat.

Baca Juga: Pengadaan Vaksinisasi Covid-19 Semakin Dekat, Jokowi Tidak Ingin Ada Demonstrasi Tolak Vaksin

Pemanasan jelas mengarah ke slide, tetapi mengetahui kapan slide itu akan dirilis adalah masalah yang jauh lebih sulit.

"Kami tidak memiliki pegangan yang baik tentang mekanisme tersebut. Kami memiliki korelasi, tetapi kami tidak tahu kekuatan pendorongnya. Bagaimana kondisi longsor, dan apa pemicunya?,” kata Bessette-Kirkton.

Masalah lain yakni pemanasan global yang telah membuka air untuk longsor.

Sebuah makalah baru-baru ini oleh Dan Shugar, ahli geomorfologi di Universitas Calgary, menunjukkan bahwa saat gletser menyusut, danau glasial tumbuh, membengkak 50 persen di kedua angka tersebut dalam 18 tahun.

Di lautan, fyord memanjang saat es mencair, lereng yang dulunya menggantung di atas es kini menggantung di atas air.

Baca Juga: Waspada! 4 Wilayah Ini Berpotensi Alami Kekeringan Imbas Cuaca Ekstrem La Nina

Selama seabad terakhir, 10 dari 14 tsunami tertinggi telah tercatat terjadi di daerah pegunungan glasial.

Pada tahun 1958, tanah longsor di Teluk Lituya Alaska menciptakan gelombang setinggi 524 meter.

Pada gempa bumi Alaska tahun 1964, sebagian besar kematian disebabkan oleh tsunami yang disebabkan oleh tanah longsor bawah air.

Untuk mengatasi bahaya tersebut, para ahli berharap untuk memprediksi kapan lereng lebih cenderung gagal dengan memasang sensor pada lereng yang paling berbahaya untuk mengukur percepatan merayap yang hampir tidak terlihat yang mungkin menunjukkan adanya longsoran.***

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler