Hal tersebut akan dilakukan untuk mengetahui kondisi yang terjadi pada relawan, sehingga peneliti dapat mengumpulkan hasil yang akurat secara statistik.
Sebuah laporan mengatakan uji coba tantangan dapat bergerak lebih cepat, dengan memvaksinasi relawan terlebih dahulu, kemudian secara sengaja memaparkan SARS-CoV-2 dalam pengaturan yang terkontrol.
Setelah terpapar virus secara sengaja, peneliti kemudian akan mengikuti perkembangan relawan selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.
Baca Juga: Usai Donor Darah, Wanita Ini Mengalami Memar dan Tidak dapat Meluruskan Tangannya, Ini Penyebabnya
Di mana dalam proses uji coba tantangan atau pun uji coba lainnya sering dikait-kaitkan dengan masalah pedoman etika, yang menimbulkan pertanyaan terkait keberlangsungan hidup relawan jika vaksin tidak berhasil ditemukan.
Misalnya, vaksin ternyata tidak dapat diandalkan atau tidak efektif menyembuhkan Covid-19, maka relawan yang setuju diinfeksikan SARS-CoV-2 nyawanya bisa terancam.
Terkait hal itu, pakar penyakit menular Wilbur Chen, dari Universitas Maryland, Baltimore, yang telah melakukan beberapa uji tantangan mengatakan tes semacam itu jauh lebih berbahaya untuk Covid-19.
Baca Juga: Korea Selatan dan Indonesia Tegaskan Akan Lanjutkan Kerja Sama di Bidang Industri Pertahanan
Menurut Chen, hingga saat ini belum ada terapi penyelamatan yang baik untuk virus corona, sehingga harus berhati-hati dengan dampak dari infeksi Covid-19.***