Oleh sebab itu, sebagaimana dikutip dari Reuters dan Antara, hampir 25 persen dari populasi dunia mungkin tidak akan mendapatkan akses kepada vaksin Covid-19 hingga 2 tahun ke depan.
Menurut peneliti, ketidakpastian akses pada vaksin Covid-19 juga dipengaruhi oleh kegagalan pemerintah di berbagai belahan dunia dan produsen vaksin untuk bersikap transparan.
Hal tersebut juga ditekankan oleh Koalisi People’s Vaccine Alliance yang mengatakan bahwa perusahaan farmasi harus terbuka dalam membagikan teknologi mereka melalui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar lebih banyak vaksin dapat diproduksi.***