Nekat Berenang di Danau Beracun Bekas Tambang saat Pandemi, Ratusan Warga Inggris Dijuluki Covidiots

- 5 Juni 2020, 18:46 WIB
DANAU beracun yang dialihfungsikan sebagai tempat wisata oleh warga Inggris di tengah pandemi.*
DANAU beracun yang dialihfungsikan sebagai tempat wisata oleh warga Inggris di tengah pandemi.* /FACEBOOK

PR BANDUNGRAYA - Pandemi COVID-19 belum usai, tandanya karantina mandiri masih harus dilakukan demi menekan tren kenaikan kasus virus tersebut, tapi nampaknya orang-orang mulai bosan dengan kondisi yang ada sehingga mereka nekat berlibur mengambil risiko tertular virus corona.

Sebagaimana terjadi di Oxfordshire, Inggris, di mana ada ratusan orang termasuk satu keluarga bersama anak-anaknya yang nekat melanggar aturan social distancing demi berlibur ke sebuah danau beracun yang ada di lokasi tambang kapur tua di Chinnor.

Dilansir Oddity Central, di Inggris, orang-orang egois yang melanggar aturan COVID-19 disebut sebagai "Covidiots". Ratusan orang itu bukan hanya dicap idiot karena melanggar aturan social distancing, tapi juga karena berenang di dalam danau tambang kapur tua yang jelas-jelas beracun.

Baca Juga: Turut Berkontribusi pada Warga Terdampak COVID-19, PTPN VIII Akan Bagikan Sembako hingga Akhir Tahun

Tambang tua di Chinnor dikenal sebagai "Chinnor Riviera" atau "Blue Lagoon", pemandangan danau beserta air yang indah berhasil menarik minat warga terkhusus kaum milenial untuk menjadikan tempat berbahaya itu sebagai spot wisata.

Akhir pekan lalu, penduduk setempat menyiagakan pasukan polisi di sekitaran tambang, mengingat ada ratusan orang yang mendatangi tambang tua yang telah ditutup itu untuk berwisata.

Meskipun warna air danaunya memikat, tambang itu mengandung zat yang sangat basa, sangat beracun dan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir, Warga Sumedang yang Kena PHK Akan Disalurkan ke Program Transmigrasi Kalimantan

Di sekitaran tambang, terpampang sebuah papan peringatan berbunyi "Jangan masukkan air karena tingkat pH tinggi. Air dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata, masalah perut, infeksi jamur seperti sariawan, infeksi lain seperti ruam. Berpikir! Apakah Anda akan berenang dalam amonia (pH 11,5) atau pH pemutih (12,6)? Yah ini mirip dengan Blue Lagoon - pH 11,3!".

Namun demikian, papan peringatan yang dipasang nampaknya tidak cukup ampuh untuk menghentikan ratusan orang berwisata dan berenang di sana.

Selama pandemi, ratusan wisatawan lokal silih berganti masuk ke area beracun itu, parkir sembarangan, mabuk-mabukan, dan membuang sampah tidak pada tempatnya.

Baca Juga: Stok Darah PMI Sumedang Berkurang Drastis, Kini Pasien Diwajibkan Bawa Donor Pengganti

“Mereka memperlakukan tambang seperti pantai. Melompat dari tepi tebing ke air yang sangat berbahaya,” kata seorang warga yang melihat kejadian itu.

"Airnya sangat dingin, sangat dalam dan tergenang air dengan segala macam penyakit dan tingkat pH hampir setinggi pemutih, namun orang membiarkan anak-anak mereka berenang di dalamnya," tutur dia.

Untuk menghentikan orang-orang berwisata ke sana, penduduk setempat berinisiatif memasang penghalang jalan. Mereka juga memberi tahu polisi tentang situasi yang ada.

Baca Juga: Suasana Salat Jumat Pertama di Masjid Pusdai Bandung, Jemaah Hanya 25 Persen

Sejak saat itu, pemilik bekas tambang tersebut turut mengerahkan penjaga keamanan dengan anjing untuk berpatroli di daerah itu dan mengusir orang-orang yang hendak berwisata di sana.

"Kami ingin memberi tahu publik bahwa Chinnor Quarry adalah milik pribadi dan tidak boleh dikunjungi dalam keadaan apa pun," kata juru bicara Kepolisian Lembah Thames.

“Air di tambang sangat beracun dan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Ini juga sangat berbahaya karena dikelilingi oleh permukaan tebing dan tanahnya tidak stabil di sejumlah titik," tutur pihak kepolisian.

Baca Juga: Dua Pedagang Pasar Baru Majalaya Reaktif COVID-19, Disdagin Siapkan Petugas Babinsa Awasi Kerumunan

Kejadian seperti ini bukan yang pertama kalinya, beberapa tahun lalu, Blue Lagoon lain di Inggris yang jadi nampak berwarna hitam juga dikunjungi banyak orang-orang lokal.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Oddity Central


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x