"Rusia dan Tiongkok telah terlibat dalam menyebarkan berita disinformasi di Uni Eropa, dan di lingkup global," kata Komisi Eropa.
Baca Juga: 27 Tenaga Medis di Puskesmas Kota Bandung Positif Covid-19, Layanan Kesehatan Buka Seperti Biasa
Pihak Uni Eropa lantas meminta platform media sosial seperti Facebook dan Twitter gencar melakukan pencarian fakta, kemudian melabeli informasi yang dianggap tidak akurat.
Layanan berbagi video TikTok milik Tiongkok juga berencana melakukan pelabelan dan pengecekan fakta terhadap informasi palsu.
Kendati demikian, Eropa mengaku tidak akan melakukan perang dingin dengan Tiongkok. Sebab, di waktu yang sama, para pejabat tinggi Eropa juga kerap melakukan kerja sama dengan Tiongkok dalam upaya memerangi virus corona.
Baca Juga: Jadwal dan Soal Program Belajar dari Rumah TVRI, Kamis 11 Juni 2020
"Saya mengatakan kepadanya (pada Pemimpin Tiongkok. red), Jangan khawatir, Eropa tidak akan memulai perang dingin dengan Tiongkok," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell.
The Washington Post juga melaporkan bahwa klaim palsu sempat dibuat oleh Gedung Putih, berita bersifat disinformasi seperti meminum cairan pemutih dapat menyembuhkan pasien Covid-19 ada dalam laporan cek fakta Uni Eropa.
Jourova juga menyinggung cuitan Presiden Donald Trump yang diberikan tanda peringatan oleh Twitter.
Baca Juga: (Hoaks atau Fakta) Benarkah Pasien Covid-19 Akan Sembuh Jika Menelan Sperma?