Pejabatnya Saling Lempar Tanggung Jawab Soal Amonium Nitrat,Warga Lebanon Merasa Dizalimi Pemerintah

- 6 Agustus 2020, 11:54 WIB
Asap mengepul pascaledakan dahsyat terjadi di pelabuhan dekat Beirut, Lebanon 4 Agustus 2020.
Asap mengepul pascaledakan dahsyat terjadi di pelabuhan dekat Beirut, Lebanon 4 Agustus 2020. /REUTERS/Gaby Maamari

PR BANDUNGRAYA - Laporan terbaru terkait ledakan dahsyat yang terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa, 4 Agustus 2020 sekira pukul 18.00 waktu setempat, berhasil menewaskan 135 orang dan menyebabkan 5.000 orang luka-luka.

Saat ini, investigasi terkait penyebab ledakan sedang ditelusuri. Para pejabat Lebanon sebelumnya menyebut bahwa ledakan bisa jadi disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat senilai 15 miliar dolar AS atau setara Rp218 triliun yang disimpan di gudang pelabuhan.

Hal ini tidak dapat diterima warga Lebanon. Terlebih saat para pejabat mengetahui ada ribuan ton bahan kimia berbahaya disimpan di sebuah gudang tanpa langkah pengamanan yang ketat.

Baca Juga: Super M Segera Comeback dengan Single Bertajuk '100' Bulan Ini, Simak Kejutan Lain yang Disiapkan

Di saat yang sama, warga Lebanon buka suara dengan cara menjadikan kata kunci yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia #tutupmulut pada Rabu 5 Agustus 2020.

Melalui media sosial Twitter, warga Lebanon mengungkapkan kemarahan mereka atas keteledoran pemerintah.

"Entah mereka terus membunuh kami, atau kami yang membunuh mereka," kata Ramez al-Qadi, seorang pembawa acara televisi terkemuka melalui akun twitternya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Aljazeera, Kamis 6 Agustus 2020.

Baca Juga: Klaim Anak Kecil Hampir Kebal Covid-19, Facebook dan Twitter Hapus Video Pernyataan Donald Trump

Pernyataan para pejabat tentang dugaan penyebab ledakan nampaknya menjadi bumerang. Masing-masing petinggi negara saling lempar tanggung jawab soal keamanan penyimpanan bahan berbahaya dalam enam tahun terakhir itu.

Menteri Pekerjaan Umum Michel Najjar mengaku baru mengetahui keberadaan ribuah ton amonium nitrat di gudang pelabuhan Beirut pada 11 hari sebelum ledakan terjadi.

Halaman:

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x