Hubungan dengan Korsel Kian Memanas, Kim Jong Un Sampaikan Permintaan Maaf Atas Insiden Penembakan

- 26 September 2020, 16:16 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. /The Korea Herald

PR BANDUNGRAYA - Permintaan maaf langka dari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kepada pemerintah Korea Selatan datang di tengah meningkatnya kemarahan publik atas pembunuhan warganya yang tidak bersenjata oleh negara tersebut.

Memanasnya hubungan antara Korea Selatan dengan Korea Utara menambahkan babak baru.

Korea Selatan mengatakan bahwa Kim Jong Un telah meminta maaf atas penembakan yang telah menewaskan seorang pejabat perikanan Korea Selatan awal pekan ini yang hanyut ke perairan Korea Utara pada Jumat, 25 September 2020.

Baca Juga: Pemerintah Korea Selatan Meminta Korut Menyelidiki Atas Insiden Penembakan Pejabatnya

"Kami merasa sangat menyesal karena telah mengecewakan rakyat Korea Selatan dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In atas insiden yang tidak diinginkan ini secara tidak terduga oleh pihak kami," kata Direktur Keamanan Nasional Korea Selatan, Suh Hoon mengutip dari ucapan Kim Jong Un dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada pemerintah Korea Selatan.

Dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Kyodo News bahwa surat tersebut datang sehari setelah Presiden Moon Jae In memberikan peringatan pemerintah Korea Utara atas insiden penembakan tersebut.

Korban dilaporkan hilang sejak hari Senin saat berpatroli untuk mencegah terjadinya potensi penangkapan ikan ilegal di Laut Kuning dekat perbatasan antar Korea.

Pemerintah Korea Selatan telah menetapkan bahwa dia ditembak mati pada Selasa oleh pasukan Korea Utara dan menuntut hukuman bagi mereka yang bertanggung jawab atas kematiannya.

Baca Juga: Berikut Spesifikasi Kamera Sony Alpha 7S III Terbaru yang Segera Dirilis November 2020

Surat dari United Front Department dari penguasa Partai Buruh Korea diterima oleh pemerintah Korea Selatan pada Jumat pagi kemarin.

"Surat tersebut mengatakan bahwa ketika diminta oleh pasukan Korea Utara dari jarak sekitar 80 meter untuk mengidentifikasi dirinya, pria yang berada di atas kapal hanya mengatakan bahwa dia berasal dari Korea Selatan dan menolak untuk mengatakan lebih banyak," kata Suh Hoon.

Korea utara belakangan ini memperketat perbatasanya, mereka diduga menerapkan kebijakan 'tembak di tempat' untuk mencegah virus corona masuk ke wilayah mereka.

Pasukan kemudian menembaknya sekitar 10 kali dari jarak 40-50 meter sesuai dengan protokol keamanan dan mendekati setelah peluru ditembakkan tetapi hanya ditemukan darah, menurut surat itu.

Korea utara mengklaim mereka bukan membakar tubuh pria tersebut. Dalam surat tersebut juga menggambarkan pria itu sebagai penyusup ilegal. 

Baca Juga: Adidas Kolaborasi dengan LEGO, Luncurkan Sepatu Penuh Warna Edisi Terbatas

Selama konferensi pers yang sama yang diadakan oleh kantor Moon Jae In, seorang pejabat mengatakan bahwa mengingat beratnya masalah ini, pemerintah akan terus mempertimbangkan tindakan apa yang harus diambil.

Pejabat itu juga mengatakan Moon Jae In dan Kim Jong Un baru-baru ini bertukar surat persahabatan.

Moon Jae In mengirim satu kepada Kim Jong Un pada 8 September dan menerima balasan darinya pada 12 September 2020.

Dalam surat tersebut, kedua pemimpin sebagian besar menghibur rakyat satu sama lain karena tengah menghadapi pandemi virus corona.

Baca Juga: Reputasi Merek Grup K-Pop September 2020 Rilis, BTS Peringkat 1 dan BLACKPINK ke-2

Hubungan antar Korea memburuk sejak Juni, ketika Korea Utara meledakkan kantor penghubung gabungan yang terletak di dekat perbatasan dengan Korea Selatan.

Kantor yang dibuka pada 2018 itu merupakan simbol rekonsiliasi baru-baru ini antara Korea.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Kyodo News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah