Para pengunjuk rasa menuduh perdana menteri dan mantan pemimpin majelis memanipulasi pemilu tahun lalu untuk tetap berkuasa. Hal tersebut menimbulkan demonstrasi dalam jumlah besar di jalanan selama beberapa minggu terakhir.
Baca Juga: Pemadatan Jalan TMMD Reguler Brebes Juga Menggunakan Tandem Roller
Mereka telah mengadopsi berbagai referensi tentang budaya populer, termasuk penghormatan revolusioner simbol tiga jari yang digunakan dalam serial film Hunger Games, yang kembali ditunjukkan pada hari Rabu ketika beberapa pengunjuk rasa memperlambat konvoi Ratu, Suthida.
Para pengunjuk rasa juga sebelumnya berdandan sebagai karakter dari Harry Potter dan menggambarkan raja sebagai He Who Must Not Be Named merujuk terhadap referensi undang-undang sensor ketat yang melarang kritik publik terhadap kerajaan di Thailand.
Melansir dari Independent, Sunai Phasuk dari kelompok Human Rights Watch yang berbasis di Amerika Serikat menuduh pemerintah kembali menyensor liputan gerakan protes, dan mengatakan saluran berita internasional telah dilarang di negara itu.
Baca Juga: Banjir di Jakarta Hari Ini 17 Oktober 2020: Musim Hujan, Sejumlah Wilayah di Jakarta Terendam Banjir
Dia menyampaikan bahwa setidaknya 20 orang telah ditangkap setelah tindakan keras terhadap demonstrasi demokrasi pada Kamis pagi, termasuk pemimpin protes Anon Nampa, Mike Rayong dan Panusaya S.
Sunai mengatakan polisi dapat menahan mereka tanpa dakwaan hingga 30 hari dan tanpa ada akses pengacara di bawah aturan darurat.***