Network
PR BANDUNGRAYA - Dua tentara Taiwan dengan pasangan sipil LGBT akan melakukan pernikahan massal yang diselenggarakan oleh militer pada Jumat, 30 Oktober 2020.
Dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Channel News Asia, Taiwan merupakan wilayah yang berada di garda depan, tentang gerakan hak-hak gay atau LGBT yang sedang berkembang di Asia.
Setelah melalui pertarungan politik yang sengit, akhirnya Taiwan menjadi tempat pertama yang mengizinkan pernikahan sesama jenis sejak Mei 2019.
Baca Juga: Sorot Aktivitas Belanja, ShopeePay Deals Rp1 Hadir di Euforia 11.11
Angkatan bersenjata secara teratur mengadakan pernikahan massal untuk staf, dan upacara yang akan diadakan pada Jumat mendatang akan diikuti oleh dua pasangan LGBT yang pertama untuk militer.
Hal tersebut terungkap melalui sebuah unggahan di halaman Facebook yang menunjukan foto tentara berseragam bersama pasangan sesama jenisnya.
Foto yang diunggah tersebut seketika menjadi viral, dengan jumlah yang menyukai sekira 25.000 orang, serta ucapan selamat pada kolom komentar terus mengalir.
Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik Wilayah Sumedang Hari Ini, Rabu 28 Oktober 2020
Sementara, tiga pasangan LGBT lainnya berencana untuk bergabung dalam upacara pernikahan massal yang diselenggarakan oleh Angkatan Laut, dan Angkatan Udara tahun lalu, namun dibatalkan, karena minat masyarakat lainnya yang sangat besar.
Taiwan pernah menjadi wilayah otoriter yang diperintah oleh pemimpin Chiang Kai-shek, tetapi dalam beberapa dekade terakhir Taiwan telah muncul sebagai salah satu negara demokrasi liberal paling bersemangat di Asia.
Dalam sepuluh tahun terakhir, hak-hak gay atau LGBT, menjadi semakin progresif dengan Taipei menjadi tuan rumah parade tahunan terbesar di Asia.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Bandung Raya dan Sekitarnya Hari Ini, Rabu 28 Oktober 2020: Waspada Hujan Petir
Setelah parlemen mengesahkan undang-undang pernikahan sesama jenis pada tahun lalu, Taiwan membuat sejarah dengan pernikahan gay resmi pertama di kawasan tersebut.
Semenjak diberlakukannya undang-undang tersebut, tercatat sekira 4.000 pasangan LGBT telah mendaftarkan pernikahan.
Akan tetapi, masalah tersebut menyebabkan perpecahan yang mendalam di Taiwan, terutama di antara kelompok konservatif, dan generasi yang lebih tua.
Baca Juga: Kesembuhan Terus Meningkat, Simak Perkembangan Kasus Covid-19 di Jawa Barat Hari Ini 28 Oktober 2020
Meskipun pemerintah telah mengizinkan, undang-undang pernikahan sesama jenis tetap memiliki batasan, yang tidak berlaku untuk pasangan heteroseksual.
Sebagaimana diketahui, pasangan sesama jenis hanya dapat menikahi orang asing dari negara di mana pernikahan sesama jenis juga diakui, dan mereka hanya dapat mengadopsi anak biologis dari pasangan mereka.***
