Majalah Charlie Hebdo Prancis Kembali Berulah, Kini Turki Kecam Kartun Rasisme Erdogan

- 29 Oktober 2020, 08:07 WIB
Karikatur Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang dianggap cabul terpajang dalam majalah mingguan Prancis, Charlie Hebdo.
Karikatur Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang dianggap cabul terpajang dalam majalah mingguan Prancis, Charlie Hebdo. /Kolase Instagram.com/@rterdogan dan Twitter.com/@Charlie_Hebdo_

"Hasutan rasisme, xenofobia, Islamofobia, dan anti-Semit tidak akan memprovokasi kami untuk merespons dengan cara yang sama. Kami menolak tunduk pada intimidasi dan provokasi Anda," kata Altun.

Bahkan Altun pun menyerukan kepada semua teman Eropa yang berakal sehat untuk melawan budaya primitif, rasisme, kemandulan intelektual, dan wacana tidak beradab.

Baca Juga: Elektabilitas Ganjar Pranowo Naik, Hasto Sebut PDIP Belum Tentu Tertarik

"Tujuan dari publikasi ini adalah untuk menabur benih kebencian dan permusuhan," tutur juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin.

Ia menegaskan bahwa menyerang hak individu bukanlah bentuk dari kebebasan berbicara.

Apa yang telah dilakukan oleh majalah mingguan Charlie Hebdo dengan menerbitkan karikatur Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan merupakan bentuk kriminal.

Ia menegaskan bahwa hal ini dapat menimbulkan potensi konflik antar negara. Majalah Charlie Hebdo telah menabur benih-benih kebencian serta permusuhan di masyarakat dunia.

“Setiap orang yang berakal sehat sudah seharusnya mengutuk tindakan ini,” tutur Ibrahim Kalim.***

Halaman:

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x