Presiden Prancis Emmanuel Macron Akan Mengerahkan Ribuan Polisi untuk Perkuat Kontrol Perbatasan

- 6 November 2020, 16:39 WIB
Ilustrasi polisi.
Ilustrasi polisi. /Pixabay/James Paramecio

Emmanuel Macron secara khusus merujuk pada serangan ekstrimis Islam di Notre Dame Basilica, kota Nice yang menewaskan tiga orang pekan lalu.

Tersangka utama atas insiden di Nice adalah Ibrahim Issaoui, seorang Tunisia berusia 21 tahun yang transit melalui Italia pada September dalam perjalanan ke Prancis.

Selain itu, Emmanuel Macron mengatakan Prancis akan mendorong perubahan untuk memperkuat kontrol di perbatasan eksternal Uni Eropa yang lebih efisien.

"Serangan di Prancis, di Austria beberapa hari lalu di Wina, menunjukkan kepada kita bahwa risiko teroris ada di mana-mana,” kata Macron.

Macron menambahkan serangan baru-baru ini merupakan peringatan bagi Eropa bahwa risiko teroris ada di mana-mana, sehingga memaksa Eropa untuk meningkatkan tanggapannya.

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat dengan ShopeePay Deals Rp1

Terkait hal tersebut, Prancis akan mempresentasikan proposalnya pada KTT Eropa pada Desember mendatang.

Prancis menaikkan kewaspadaan keamanannya ke tingkat maksimum, setelah serangan Nice pada 29 Oktober.

Serangan tersebut merupakan insiden ketiga sejak Charlie Hebdo menerbitkan kembali karikatur Nabi Muhammad pada September lalu.***

Halaman:

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: The Korea Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x