Asal-usul Kota Bekasi: Mengapa Dijuluki Bumi Patriot? Inilah Sejarah Lengkapnya

- 21 Mei 2022, 20:20 WIB
Asal-usul Kota Bekasi: Mengapa Dijuluki Bumi Patriot? Inilah Sejarah Lengkapnya
Asal-usul Kota Bekasi: Mengapa Dijuluki Bumi Patriot? Inilah Sejarah Lengkapnya /DPRD Kota Bekasi/

BANDUNGRAYA.ID - Bagi Anda yang sedang mencari informasi terkait asal-usul Kota Bekasi dan mengapa dijuluki Bumi Patriot, simak sejarahnya berikut ini. '

Mengetahui asal-usul nama Kota Bekasi tentu bisa menjadikan tambahan informasi baru.

Selain itu, bisa juga membuat warga yang tinggal di kota berjuluk "Bumi Patriot" ini semakin mencintai Bandung.

Baca Juga: Asal-usul Cianjur, Daerah Subur di Jawa Barat: Kisah Tuan Kikir dan Anaknya yang Dermawan!

Baca Juga: Asal Usul Nama Kota Bandung: Sejarahnya Berkaitan dengan 2 Pria Gagah dan Sungai Citarum?

Bagi Anda yang penasaran bagaimana kisah sejarah asal-usul Kota Bekasi, simak penjelasan berikut:

Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang berada di provinsi Jawa Barat. Kota ini dikenal dengan sebutan Bumi Patriot.

Arti dari julukan itu bagi Kota Bekasi sangat mendalam. Pasalnya Kota Bekasi dimaknai sebagai daerah yang dijaga oleh para pembela tanah air.

Di baliknya, Kota Bekasi memiliki sejarah panjang yang menarik untuk ditelisik.

Selain Jakarta, Kota Bekasi adalah bagian dari Metropolitan Jabodetabek. Kota Bekasi menjadi kota terpadat ke-3, dengan jumlah penduduk mencapai 2.543.676.

Kota Bekasi saat ini berkembang menjadi rumah bagi kaum urban, sekaligus menjadi kota industri. Maka dari itu, banyak orang yang tertarik untuk berimigrasi ke kota tersebut.

Adapun secara filosofis, nama Bekasi berasal dari kata baghasasi dan candrabagha yang tertulis di dalam Prasasti Tugu pada era Kerajaan Tarumanegara.

Baca Juga: 3 Alasan Robert Alberts Lakukan Uji Tanding Internal di Persib Bandung

Baca Juga: Info Persib Bandung Hari Ini: Ryohei Miyazaki Gagal Gabung ke Pangeran Biru, Alasannya Dibongkar Robert Albert

Dalam prasasti tersebut diketahui bahwa asal usul nama Bekasi berasal dari kata Chandrabhaga, yakni nama sungai yang melalui Bekasi.

Kata Chandrabhaga kemudian berubah menjadi Bhagasasi yang pengucapannya sering disingkat menjadi Bhagasi hingga akhirnya berubah menjadi Bekasi.

Dilansir dari laman resmi Kota Bekasi, Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri adalah sebutan Bekasi tempo dulu sebagai ibukota Kerajaan Tarumanegara (358-669).

Luas kerajaan itu mencakup wilayah Bekasi, Sunda Kelapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di Indramayu, Jawa Barat.

Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, letak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanegara adalah di wilayah Bekasi sekarang.

Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi informasi penting mengenai keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau.

Salah satunya dengan ditemukannya empat prasasti Prasasti Kebantenan. Keempat prasasti ini merupakan keputusan (piteket) dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jayadewa 1482--1521 M) yang ditulis dalam lima lembar lempeng tembaga.

Sejak abad ke-5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanegara, abad ke-8 Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Padjajaran pada abad ke-14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan.

Pasalnya, Bekasi merupakan salah satu daerah strategis karena menjadi penghubung antara pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).

Baca Juga: Apa Saja Tanda-tanda Toxic Relationship, Benarkah Salah Satunya Posesif?

Baca Juga: Duo Persib Bandung Dikartu Merah di Akhir Laga, Shin Tae-yong Ngamuk: Tak Punya Tanggung Jawab!

Saat masa Hindia Belanda, Bekasi merupakan kewedanan (district), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis.

Saat itu, kehidupan masyarakatnya dikuasai oleh para tuan tanah keturunan China. Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang yang kemudian melakukan japanisasi di sana.

Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang. Gun Kebayoran, dan Gun Matraman.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah. Nama KEN menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanan. Son menjadi Kecamatan dam Kun menjadi Desa/Kelurahan.

Saat itu, ibu kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah. Mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).

Bupati Kabupaten Jatinegara saat itu adalah Rubaya Suryanaatamirharja. Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus.

Kedudukannya dikembalikan jaman Regenschap Meester Cornelis menjadi kewedanan.

Kewedanan Bekasi masuk ke dalam wilayah Batavia En Omelanden. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah Kabupaten Karawang.

Sedangkan sebelah barat Bulak Kapal termasuk ke dalam wilayah negara federal sesuai Staatsblad Van Nederlandsch Indie 1948 No. 178 Negara Pasundan.

Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada 17 Februari 1950 turut berimbas pada sejarah Kota Bekasi.

Kemudian pada 1960, Kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke Kota Bekasi yang terletak di Jalan H. Juanda.

Lalu pada 1982 saat Bupati Kota Bekasi dijabat oleh H. Abdul Fatah, gedung perkantoran Pemerintah Kabupaten Bekasi kembali dipindah ke Jalan Ahmad Yani No. 1.

Pasalnya, perkembangan Kecamatan Bekasi menuntut dimekarkannya Kecamagan Bekasi Utara, yang seluruhnya menjadi 18 kelurahan dan delapan desa.

Artikel ini perdana tayang di Pikiran Rakyat berjudul "Asal Usul Kota Bekasi, Bumi Patriot yang Dinamai dari Prasasti Tugu".

Peresmian kota administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada 20 April 1982, dengan wali kota pertama dijabat oleh H. Soedjono (1982-1988). Tahun 1988 Wali Kota Bekasi dijabat oleh Drs. Andi Sukardi (1988-1991). Kemudian digantikan oleh Drs. H. Khailani AR (1991-1997).***(Yoseu Yulyani Putri)

Editor: Siti Resa Mutoharoh

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah