Juli 2020 Sekolah Kembali Dibuka, Disdik Kabupaten Bandung Temukan 4 Masalah

29 Mei 2020, 15:18 WIB
ILUSTRASI siswa, pelajar, sekolah.* /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Keputusan Pemerintah untuk memulai kembali tahun ajaran baru 2020/2021 sesuai kalender akademik yaitu per Juli 2020 masih menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan.

Belum lagi, di saat kasus harian Indonesia masih mencapai angka ratusan, bahkan rata-rata kasus harian beberapa hari terakhir berada di atas 500 orang, Indonesia justru bersiap menerapkan kebijakan new normal.

Pro-kontra dari masyarakat muncul silih berganti, seiring dengan mulainya tahun ajaran baru dan kebijakan new normal, Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung turut menyoroti empat hal yang dinilai sebagai masalah dalam fase new normal ini.

Baca Juga: Objek Wisata Sumedang Kompak Tutup saat Pandemi, Ratusan Pengunjung Lokal Gagal Liburan

"Kita masih menyisakan permasalahan ketika new normal di sekolah," kata Juhana dalam On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel pada Jumat 29 Mei 2020 seperti dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari PRFM News.

Kepala Disdik Kabupaten Bandung, Juhana membeberkan empat masalah utama yang harus dicari jalan keluarnya tersebut.

Pertama, adanya ketakutan berlebihan dari para orang tua siswa saat anak-anak mereka karus kembali sekolah di tengah pandemi COVID-19.

Baca Juga: Sisi Lain Lebijakan PSBB, Kualitas Udara Kota Cimahi Berangsur Membaik

Namun demikian, Juhana sendiri mengaku pihaknya telah memiliki solusi terkait kekhawatiran para orang tua ini.

"Poin pertama masalah sudah diketahui solusinya, yakni dengan memberikan edukasi pada orang tua dan menyiapkan model pembelajaran daring maupun guru kunjung," kata Juhana.

Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Plt Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad di mana menurutnya tahun ajaran baru tidak sama dengan belajar di dalam kelas.

Baca Juga: Bocah Ini Berusaha Bangunkan Mayat Ibunya, Diduga Meninggal Kelaparan dalam Perjalanan Mudik

Dalam telekonferensi yang digelar di Jakarta pada Kamis, 28 Mei 2020, Hamid mengakui ada banyak kesalah pahaman dari orang tua terkait keputusan yang diambil Pemerintah dalam hal tahun ajaran baru ini.

Hamid menegaskan bahwa tahun ajaran baru bukan berarti semua sekolah di seluruh Indonesia kembali dibuka, sebab dalam masa pandemi masih ada kemungkinan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring sebagaimana dilakukan pada dua bulan kebelakang.

Permasalahan Kedua, belum ada jaminan keamanan transportasi umum bagi para pelaku pendidikan baik itu siswa maupun guru.

Baca Juga: Putusan Tahun Ajaran Baru Timbulkan Pro-Kontra, Kemendikbud: Bukan Berarti KBM Tatap Muka di Kelas

Ketiga, dibuka kembalinya fasilitas umum menimbulkan adanya keraguan jaminan fasilitas kesehatan lingkungan siswa ketika di luar sekolah.

"Nanti ketika new normal, warnet, pasar, tempat bermain, inilah tidak menjamin anak bisa pulang dulu ke tempat itu. Ini tidak menjamin fasilitas umum terhadap kesehatan anak," ucap Juhana.

Keempat, jaminan kesehatan bagi para tenaga pendidikan, khususnya di wilayah Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Sejumput Garam Dikabarkan Mampu Membunuh Virus Corona, Simak Faktanya

Dalam mengatasi hal ini, Juhana mengatakan bahwa Disdik Kabupaten Bandung telah memprioritaskan tes COVID-19 bagi ribuan guru di Kabupaten Bandung yang berada di zona merah.

Demi mewujudkannya, Disdik Kabupaten Bandung mengusahakan untuk tetap bersinergi dan berkolaborasi di lintas sektoral demi menjaga kesehatan warga Kabupaten Bandung.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: PRFM News

Tags

Terkini

Terpopuler