PR BANDUNGRAYA – Sesar Lembang merupakan sesar aktif yang berada di bagian utara Kota Bandung, Jawa Barat.
Dilansir tim PRBandungRaya.com dari Antara, sejak tahun 1963 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memantau aktifitas Sesar lembang.
Berdasarkan keterangan Daryono selaku Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Pertama kali BMKG memasang dan mengoperasikan alat seismograf WWSSN (World Wide Standardized Seismograph Network) di Lembang adalah pada 1 Januari 1963.
Alat seismograf jenis Benioff Short 3 Komponen dan Sprengneter Long Period 3 Komponen yang dipasang di daerah Lembang tersebut berfungsi untuk memantau gempa di wilayah Indonesia dan memantau aktifitas Sesar Lembang.
Sesar Lembang memiliki panjang sekitar 25-30 kilometer berarah Barat-Timur yang menurut para ahli memiliki magnitudo dengan target besaran hingga 6,8.
Pada 2008 setelah BMKG mulai menngoperasikan jaringan monitoring gempa digital menggunakan sensor gempa dengan kawasan frekuensi lebar, aktifitas memantauan dapat dilakukan lebih baik.
“Bukan berarti sebelum 2008 di Sesar Lembang tidak terdapat aktifitas gempa. Jarang aktifitas gempa saat itu karena sensor gempa belum sebanyak seperti sekarang, sehingga beberapa aktifitas gempa local dengan magnitude kecil tidak terekam dengan baik,” tutur Daryono.
Kemudian pada tahun 2009, BMKG memasang 16 sensor seismic periode pendek lebih rapat untuk melengkapi 19 seismograf frekuensi lebar yang sudah dipasang di Jawa Barat dan Banten.