Dapat Menular hingga 70 Persen Lebih Cepat, IDI Sebut Tes PCR Bisa Deteksi Varian Baru Virus Corona

29 Desember 2020, 14:20 WIB
Ilustrasi mutrasi virus corona. /PIXABAY/Gerd Altmann

PR BANDUNGRAYA - Melalui siaran langsung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Prof Zubairi Djoerban selaku Ketua Satgas Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengungkapkan tingginya risiko penyebaran varian baru dari mutasi virus corona.

Seperti diketahui, varian baru virus corona telah menyebar begitu cepat di Inggris.

“Kita kaget sekali karena mendapat kabar varian inggris B117 ini yang tadinya hanya sedikit banget, sekarang sudah naik,” ujarnya.

Baca Juga: Umat Islam Indonesia Diuji, Fadli Zon Kirim Kabar Duka: Semoga Khusnul Khotimah

“Kira-kira dua minggu lagi sembilan puluh persen varian baru ini aka nada di inggris, jadi varian yang lama hanya akan tinggal sepuluh persen dalam waktu dua minggu. Jadi perkembangannya begitu cepat,” ujar Zubairi sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com melalui siaran langsung BNPB.

Meskipun virus varian baru ini menular lebih cepat hingga 70 persen, Zubairi memastikan bahwa virus ini tidak lebih mematikan dari virus sebelumnya, hanya penyebaran yang lebih cepat.

Sama seperti Covid-19, metode pendeteksian virus baru ini tetap bisa dilakukan melalui metode Polymerase Chain Reaction (PCR)

Baca Juga: BTS Life Goes On Langsung Masuk Urutan! Berikut 6 MV K-Pop Paling Banyak Dikomentari Sepanjang Masa

“PCR itu bisa mendeteksi tiga bagian dari virus. Mungkin Gampangnya bisa mendeteksi kalau virus itu dianggap Corona, ya dianggap kepalanya, bajunya, sama kakinya. Nah ini sekarang virus ganti baju namun PCR tetap bisa mendeteksi kepalanya, sama kakikanya” ujar Zubairi.

Diketahui mutasi virus corona tersebut ditemukan pertama kali di kota Kent dan Meday, Inggris dan menyebar sangat cepat.

Kasus tersebut membuat beberapa negara mengambil keputusan untuk meningkatkan syarat masuk hingga membatasi kunjungan warga Inggris.

Baca Juga: Bikin Ngakak! Jelang Ulang Tahunnya V BTS ke-25, Begini Kejutan dari Para ARMY dan ONCE

Selain di Inggris, varian ini juga ditemukan di beberapa negara lain seperti Belanda, Australia, Denmark, Italia, Islandia, Singapura.

Risiko masuknya varian baru ini ke Indonesia menjadi semakin tinggi semenjak negara tetangga seperti Singapura telah mendeteksi adanya kasus varian baru di negara mereka.

Karena itu sebagai pencegahan pemerintah Indonesia pada Senin, 28 Desember 2020, telah menginformasikan penutupan sementara masuknya warga negara asing (WNA) ke Indonesia.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler