Vaksin Sinovac Diklaim Memiliki Efikasi hingga 65,3 Persen, Ini Penjelasannya

30 Januari 2021, 13:25 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Pixabay/Gerd Altmann

PR BANDUNGRAYA - Sejak munculnya wabah virus corona atau Covid-19, pemerintah hingga kini masih terus melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran virus.

Salah satu yang kini tengah dilakukan yakni melalui program vaksinasi Covid-19.

Sejumlah negara dunia saat ini mulai melaksanakan program vaksinasi Covid-19, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Rekrutmen Relawan Pikul Jenazah Covid-19 Berlangsung, Distaru Kota Bandung Sebut PHL Kerja Kontrak 1 Tahun

Di Indonesia, program vaksinasi Covid-19 telah dimulai pada Rabu, 13 Januari 2021 lalu.

Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 diawali penyuntikan perdana kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

Jenis vaksin yang diberikan kepada Presiden Jokowi yakni vaksin Covid-19 jenis Sinovac yang diproduksi dari Tiongkok.

Vaksin Sinovac Biotech ini diklaim memiliki efikasi hingga 65,3 persen, yang berarti peluang seseorang terkena Covid-19 turun sebanyak 65,3 persen.

Baca Juga: PKS Dinilai Terlalu Sering 'Bentrok' dengan Pemerintah, Ferdinand Hutahaean Bingung: Ada Apa dengan Partai Ini

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Divisi Penjamin Mutu dan Regulasi PT Biofarma, Jeni Treshnabudhi.

"Dengan kita melakukan vaksinasi, kemungkinan kita terpapar menjadi sakit karena Covid-19 turun sebanyak 65,3 persen. Jadi, 5M tetap berlaku karena vaksinasi tidak menjamin 100 persen kita tidak akan terinfeksi virus penyebab Covid-19," katanya sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com dari Antara.

Menurutnya, jik tubuh masih memiliki antibodi yang cukup kuat, tubuh masih bisa bertahan walau terpapar virus SARS-COV-2.

Baca Juga: Ajaib! Kucing Ini Bertahan Hidup di Mobil Logistik Selama 3 Pekan Tanpa Diberi Makan dan Minum

Selain itu, gejala yang mungkin timbul nantinya tidak berat melainkan ringan atau sedang.

Sejak pertama kali melakukan vaksinasi Covid-19, tim peneliti masih memantau bagaimana pengaruh terhadap antibodi di dalam tubuh setelah diberikan vaksin.

Data terkini menunjukkan, antibodi dalam tubuh tersedia dalam jumlah cukup walau ada penurunan.

Baca Juga: 3 Jenazah Korban Sriwijaya Air SJ182 Akhirnya Teridentifikasi, Salah Satunya Kapten Afwan

"Nanti akan dilihat data setelah enam bulan, satu tahun apa yang terjadi dengan level antibodi protektif ini. Jika terjadi penurunan hingga kurun waktu tertentu, akan dibutuhkan booster berikutnya untuk menaikkan kembali antibodi di dalam tubuh ke level protektif," tutur Jeni.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler