Rezeki Bagi Petani di Desa Gadabung, Hasil Panen Food Estate Meningkat Hampir 2 Kali Lipat

4 Februari 2021, 17:43 WIB
Ilustrasi petani. //Pixabay//sasint

PR BANDUNGRAYA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan pembangunan sektor pertanian ke depannya tidak dapat dilakukan dengan cara-cara yang konvensional, rutinitas, dan monoton.

Pembangunan pertanian dengan skala lebih luas dan penerapan teknologi pertanian merupakan jawaban untuk meningkatkan daya saing harga produk komoditas pangan lokal karena biaya produksi dapat lebih murah.

"Kita mau evaluasi problemnya apa, masalah lapangannya apa, teknologinya yang kurang apa," kata Jokowi sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com dari Setkab RI, Kamis 4 Februari 2021.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia Hari Ini 4 Februari 2021: Pasien Positif Bertambah 11.434 Orang

"Ini akan menjadi contoh nanti kalau ini benar, bisa dijadikan contoh semua provinsi, sudah datang kopi saja, tapi memang dalam sebuah skala yang luas, economic scale,” tutur dia dalam Pembukaan Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2021, Senin 11 Januari 2021 lalu

"Kita harus membangun sebuah kawasan yang economic scale, enggak bisa kecil-kecil. Oleh sebab itu, kenapa saya dorong food estate ini harus diselesaikan, paling tidak tahun ini yang di Sumatera Utara, yang di Kalimantan Tengah itu selesaikan," kata Jokowi.

Food estate sendiri menjadi salah satu program strategis pembangunan pertanian nasional tahun 2021.

Baca Juga: Cara Klaim Token Listrik PLN Gratis Februari 2021, Gampang! Tinggal Instal PLN Mobile

Food estate saat ini terdapat di dua lokasi, yaitu Kalimantan Tengah dan Humbang Hasundutan di Sumatera Utara.

Saat ini petani di Desa Gadabung, Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah tengah panen raya di food estate.

Salah satu petani di Desa Gadabung, Watinah menyatakan hasil produksi pertaniannya kali ini lebih besar dibanding garapan sawah sebelum intervensi pemerintah.

Baca Juga: Densus 88 Antiteror Tangkap 19 Terduga Teroris di Sulsel, Diduga Jaringan Jamaah Ansharut Daulah

Hasil produksi pertaniannya berpotensi mencapai 6 ton per hektare.

"Program food estate merubah cara bertani model lama, untuk kemudian menerapkan pertanian model baru. Alhamdulillah hasilnya bisa 6 ton per hektar," ujar dia sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com dari Kementan RI, Kamis 4 Februari 2021.

Watinah menyampaikan food estate memiliki potensi dan peluang yang sangat besar terutama dalam meningkatkan kesejahteraan.

Baca Juga: Ribut Isu Kudeta Partai Demokrat hingga Laporan ke Jokowi, Istana Blak-blakan Enggan Balas Surat AHY

"Peluangnya sangat besar sekali karena benih yang ditanam adalah benih unggul," katanya.

Saat ini Watinah bersama suaminya mengelola tanah garapan seluas 7 hektar sawah dan 1 hektar tanaman kebun.

Penggarapan lahan pertanian dibantu dengan peralatan mesin pertanian, seperti combine harvester dan mesin pencacah padi.

Baca Juga: Penyakit Ganas Ini Tewaskan 9 Juta Jiwa Tiap Tahun,YKI dan Pemkot Bandung Komitmen Tekan Angka Kematian Kanker

Sementara itu, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Kalimantan Tengah, Syamsuddin menyampaikan ada peningkatan produksi setelah penerapan teknologi pertanian di food estate.

"Alhamdulillah kalau kita perhatikan dari database, sebelum program ini dimulai produksinya hanya 3,5-4 ton," kata Syamsuddin.

"Tapi setelah kita intervensi hasilnya rata-rata dapat mencapai 5 sampai 6 ton. Secara umum ini hasil yang sangat bagus," tutur dia.

Baca Juga: AHY 'Ngadu' ke Jokowi Soal Isu Kudeta Partai Demokrat, Begini Jawaban dari Istana

Syamsuddin menyatakan adanya peningkatan minat petani untuk menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) di sekitar area food estate.

“Hebatnya mereka memiliki sendiri. Ada yang dibantu KUR, ada juga yang beli langsung. Ini tanda pertanian modern dan maju mulai diadaptasi dengan baik disini,” ujarnya.

Kepala Dinas Hortikultura dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, Sunarti menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah dan Kementerian Pertanian dalam pendampingan petani di food estate.

Baca Juga: Setelah Lama Dinanti, Akhirnya Liga Sepak Bola Indonesia Temukan Titik Terang! Ini Kata Menpora

"Kita akan dampingi terus para petani agar melakukan budidaya dengan cara yang modern. Misalnya, ke depan tidak lagi melakukan tabur benih dengan cara manual karena akan mempengaruhi pertumbuhan," kata dia.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: setkab pertanian.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler