Heboh Fenomena Awan Langka Mirip Semar Muncul di Langit Gunung Merapi, BMKG Beri Penjelasan

13 November 2020, 11:07 WIB
Penampakan awan mirip Semar di langit Gunung Merapi pada Kamis, 12 November 2020. /Instagram.com/@merapi_uncover

PR BANDUNGRAYA - Fenomena langit beberapa bulan ke belakang sempat terjadi di wilayah Indonesia.

Bahkan, beberapa dari fenomena langit tersebut bisa disaksikan langsung oleh mata telanjang.

Belum lama ini, warganet dihebohkan dengan penampakan awan mirip Semar di langit Gunung Merapi.

Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta Episode 35 Tadi Malam: Andin Jatuh dari Lantai 2, Michele Sadar Al Berbeda?

Kemunculan bentuk awan langka itu berhasil dibadikan oleh salah satu warga yang terjadi pada Kamis, 12 November 2020.

Sejak kemunculnya, warganet banyak membagikan foto-foto awan mirip Semar di media sosial.

Salah satu akun yang mengunggah awan mirip Semar di langit Gunung Merapi itu yakni akun Twitter @merapi_uncover.

Dalam keterangannya, pemilik akun tersebut menuliskan bahwa bentuk awan mirip itu mirip tokoh pewayangan Semar.

"Awan pagi tadi, malah ada yang mirip Semar," tulis pemilik akun tersebut seperti dikutip Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari akun Twitter @merapi_uncover.

Baca Juga: Dua Negara Besar Tengah Memanas, Presiden Jokowi Sampaikan Pesan untuk ASEAN

Sementara itu, tak sedikit juga warga di sana yang mengabadikan momen langka tersebut yang terjadi sejak pagi hari.

Masyarakat berharap dengan kemunculan awan langka tersebut hanya hal biasa dan bukan pertanda akan datangnya sesuatu.

Seperti yang telah diberitakan oleh Kabarjoglosemar.pikiran-rakyat.com dalam artikel yang berjudul Ada Awan Bentuk Semar di Langit Gunung Merapi, Ini Penjelasan BMKG, pihak dari BMKG memberikan penjelasan soal ramainya fenomena langit tersebut.

Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Yogyakarta Sigit Hadi Prakosa mengatakan hal itu sebagai fenomena alam biasa.

"Masyarakat umum menyebut awan ini sebagai awan topi, awan tudung atau juga awan kanopi karena seolah menjadi penutup yang menyelubungi puncak gunung," ujar Sigit.

Baca Juga: RUU Larangan Minuman Beralkohol Menjadi Sorotan, DPR dan Pemerintah Masih Berdebat Soal Ini

Awan Lenticularis mulai terbentuk saat arus angin yang mengalir sejajar permukaan bumi mendapat hambatan dari objek tertentu seperti pegunungan.

Akibat hambatan tersebut, arus udara tersebut bergerak naik secara vertikal menuju puncak awan.

Jika udara yang naik tersebut mengandung banyak uap air dan bersifat stabil, maka saat mencapai suhu titik embun di puncak gunung uap air tersebut mulai berkondensasi menjadi awan mengikuti kontur puncak gunung. Inilah mengapa awan Lenticularis terbentuk.

Menurut BMKG fenomena langit itu biasa terjadi saat angin kencang bertiup melintasi puncak gunung.*** (Galih Wijaya/ Kabar Joglo Semar)

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: Twitter Kabar Joglo Semar

Tags

Terkini

Terpopuler