PR BANDUNGRAYA - Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki beragam etnis. Sehingga hal tersebut mempengaruhi pada arsitektur bangunan atau tempat ibadah.
Sebagai contoh, yang cukup mencolok ada pada Masjid Jami Angke Tambora yang memiliki arsitektur unik dan bersejarah. Sebab di setiap ornamennya menunjukkan simbol persatuan antaretnis.
"Simbol antaretnis yang tinggal di sekitar wilayah tersebut pada zaman dahulu disimbolkan dalam perpaduan unsur arsitektur Hindu Bali, Belanda dan Tiongkok," tutur
Ketua Bidang Bangunan dan Sejarah Masjid Jami Angke, Muhammad Abryan Abdillah, sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com dari Antara, Jumat 12 Februari 2021.
Baca Juga: Cek di Sini! Daftar Penerima BLT UMKM Rp 2,4 Juta Februari 2021, Tanpa Ribet dengan Link Ini
Ia menjelaskan atap masjid tersebut adalah arsitektur Hindu Bali dan Tiongkok, pintunya ukiran bunga Hindu Bali, pilarnya juga perpaduan Belanda dan Tiongkok, di atapnya ada seperti nanas, itu simbol kerukunan. Jadi, masjid tersebut sudah berbicara tentang persatuan.
"Tempat ibadah yang dibangun pada 1761 itu dirancang oleh seorang arsitek Tiongkok muslim Syaikh Liong Tan, yang makamnya terletak di belakang masjid itu," ucap Abdillah.
Keberadaan bangunan yang merupakan cagar budaya tersebut awalnya sebagai tempat untuk berembug dan merancang strategi perang.
Pada zaman itu, terjadi tragedi Angke yakni ketika Belanda membantai etnis Tionghoa akibat keterpurukan ekonomi dan perdagangan. Sebagian etnis Tionghoa kemudian melarikan diri ke Kampung Angke dan dilindungi penduduk asli di sana.
Seiring berkembangnya warga yang memeluk agama Islam, kebutuhan rumah ibadah menjadi pertimbangan sehingga tempat berembug antaretnis itu dibangun menjadi masjid.