Vaksin AstraZeneca Ditunda Distribusinya, Kemenkes Tunggu Kajian BPOM dan ITAGI 

- 15 Maret 2021, 17:40 WIB
 Ilustrasi vaksinasi
Ilustrasi vaksinasi /Pixabay/Elf-Moondance/
 
PR BANDUNG RAYA - Menanggapi adanya pandemi Covid-19 ini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri sudah memesan sejumlah vaksin, di antaranya vaksin produksi AstraZeneca. 
 
Sejauh ini pemerintah sudah menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) tentang vaksin AstraZeneca melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 22 Februari 2021.  
 
Sebagaimana dilansir dari Setkab RI, vaksin AstraZeneca telah mendapatkan Emergency Use Listing dari WHO. 
 
 
Vaksin AstraZeneca sudah didaftarkan ke BPOM melalui dua jalur, yaitu jalur bilateral oleh PT AstraZeneca Indonesia dan multilateral melalui mekanisme COVAX Facility via PT Bio Farma. 
 
Mengenai keamanan vaksin AstraZeneca, pemerintah terus memantau adanya laporan efek samping dari Denmark dan Norwegia. 
 
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu menyatakan bahwa vaksin AstraZeneca belum didistribusikan. 
 
 
Pihaknya masih menunggu kajian dari BPOM. 
 
"Kami masih menunggu kajian dari BPOM," katanya dikutip PRBandungRaya.com dari PMJ News, Senin 15 Maret 2021. 
 
Menurut Maxi, meskipun vaksin AstraZeneca sudah mendapat izin penggunaan darurat (EUL), tetap harus ada pengkajian lebih lanjut. 
 
 
"Memang sudah adal laporan EUL dari WHO tetapi karena ada masalah laporan yang ada di Eropa (pembekuan darah) dan di beberapa negara, sehingga BPOM dan ITAGI sudah menentukan rapat terkait dengan efek samping AstraZeneca," papar Maxi. 
 
Untuk sementara ini, sambung Maxi pihaknya masih menunggu keputusan dari BPOM dan ITAGI terkait penggunaan vaksin AstraZeneca. 
 
"Jadi sementara kami belum bisa distribusikan, menunggu hasil kajian dari BPOM dan ITAGI," tandasnya. 
 
 
Pasalnya sudah ada beberapa negara yang melakukan penghentian penggunaan vaksin AstraZeneca ini, di antaranya adalah Belanda.  
 
Alasannya karena adanya kasus penggumpalan darah, pendarahan, dan kadar trombosit yang rendah yang ditemukan pada tiga tenaga kesehatan Norwegia yang baru divaksin Covid-19. 
 
Menteri Kesehatan Belanda, Hugo de Jonge menyatakan bahwa pihaknya sudah mempertimbangkan soal penggunaan vaksin AstraZeneca. 
 
 
"Kami harus memastikan bahwa semuanya sesuai, sehingga cukup bijaksana untuk menghentikan (penggunaan vaksin) saat ini," katanya sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com dari Antara, Senin 15 Maret 2021. 
 
Dari pihak AstraZeneca sendiri menyebutkan tidak ada bukti risiko peningkatan trombosis vena dalam vaksin buatannya. 
 
EMA dan WHO menyebutkan juga tidak ada indikasi bahwa kasus-kasus tersebut disebabkan vaksin AstraZeneca.***

Editor: Yuni


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x