Mengandung Babi, Vaksin AstraZeneca Tetap Digunakan di Negara Mayoritas Muslim, Ini Penjelasan MUI

- 21 Maret 2021, 15:29 WIB
MUI beri penjelasan soal vaksin AstraZeneca yang dikabarkan mengandung unsur babi, tetapi masih digunakan di negara mayoritas muslim.
MUI beri penjelasan soal vaksin AstraZeneca yang dikabarkan mengandung unsur babi, tetapi masih digunakan di negara mayoritas muslim. /PEXELS

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 15 Resmi Ditutup, Ini Cara Mengetahui Lolos Seleksi atau Tidak

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Jokowi Dituntut Soal Pemalsuan Ijazah hingga Mahasiwa UGM dan Alumni Lakukan Demo?

Masyarakat Mesir yang telah menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca diminta untuk menunggu selama 12 pekan untuk vaksinasi dosis kedua.

Badan kesehatan dunia atau WHO mendesak negara-negara untuk terus melanjutkan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca tersebut.

"Vaksin AstraZeneca ini sangatlah penting khususnya karena vaksin tersebut mencakup 90 persen dari vaksin yang didistribusikan melalui COVAX," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Untuk menjamin keamanan dan kehalalan dari vaksin AstraZeneca tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan kajian mendalam.

Baca Juga: Sebelum Trisutji Kamal Meninggal Dunia, Presiden Pertama RI Ir. Soekarno Sempat Sampaikan Pesan Ini

Kajian tersebut juga menindaklanjuti adanya kasus pembekuan darah yang diakibatkan vaksin AstraZeneca.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 BPOM, Dr. dra. Lucia Rizka Andalusia, M Pharm, Apt., menyatakan bahwa tidak ada permasalahan terkait kualitas vaksin AstraZeneca secara menyeluruh.

“Manfaat pemberian vaksin Covid AstraZeneca lebih besar dibandingkan resiko yang ditimbulkan sehingga vaksin ini dapat mulai digunakan,” kata Lucia dikutip PRBandungRaya.com dari MUI, Minggu 21 Maret 2021.

Halaman:

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: MUI ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah