Mabes Polri Diserang Perempuan Bersenjata, Pelaku Diduga Masih Anggota Kelompok JAD

- 31 Maret 2021, 20:59 WIB
Mabes Polri diserang perempuan bersenjata pada Rabu sore, 31 Maret 2021. Pengamat menduga pelaku berasal dari jaringan JAD.
Mabes Polri diserang perempuan bersenjata pada Rabu sore, 31 Maret 2021. Pengamat menduga pelaku berasal dari jaringan JAD. /CCTV Mabes Polri

PR BANDUNGRAYA - Serangan yang berujung baku tembak terjadi di Kompleks Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Rabu, 31 Maret 2021.

Berdasarkan dugaan sementara, serangan di Mabes Polri tersebut diduga dilakukan oleh seorang perempuan dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Pasalnya, perempuan bersenjata yang terlibat dalam serangan di Mabes Polri ini diduga juga ikut berperan dalam aksi bom bunuh di depan Gereja Katedral Makassar.

Baca Juga: Pasca Serangan di Mabes Polri, DPR: Jangan Takut dan Panik, Itu yang Diinginkan Para Teroris

Hal tersebut diungkapkan pengamat terorisme Nasir Abbas, yang menduga anggota JAD merupakan pelaku serangan bersenjata ke Mabes Polri ini.

Motifnya pun masih sama seperti aksi bom bunuh diri di Makassar, yakni sebaga aksi balasan atas penangkapan anggota-anggota JAD oleh aparat belakangan ini.

Nasir menambahkan, teror yang terjadi memiliki pola yang sama seperti yang terjadi di Surabaya pada 2018 oleh jaringan JAD.

Baca Juga: Gratis! Ini Cara Ganti Kartu ATM Chip Bank Mandiri, Simak Persyaratan dan Jadwal Lengkapnya

"Hari pertama gereja dan hari kedua Polresta (kantor polisi)," ucap Nasir saat dihubungi, Rabu sore. Para pelakunya pun masih punya hubungan keluarga.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel "Modus Serupa Teror Surabaya, Pelaku Serangan Mabes Polri Diduga Masih Jaringan JAD", dalam rekaman yang beredar, sosok penyerang Mabes Polri terlihat seperti perempuan.

Menurut Nasir, pelibatan perempuan sebagai pelaku teror terkait doktrin atau keyakinan JAD bahwa hukum perang mereka adalah fardhu ain saat ini.

Baca Juga: Mabes Polri Diserang, Ahmad Sahroni: Ini Simbol Perang Terbuka Teroris untuk NKRI

"Lelaki dan wanita angkat senjata," ucapnya.

Pernikahan yang dilakukan dalam jaringan JAD, lanjutnya, bertujuan pula sebagai bagian dari operasi bom bunuh diri.

Tak heran, aksi-aksi bom bunuh diri yang terjadi belakangan ini melibatkan pasangan suami isteri.

Baca Juga: Spesifikasi Xiaomi Redmi Note 10 dan Note 10 Pro yang Baru Dirilis di Indonesia, Baguskah Layar AMOLED?

Begitu juga dengan serangan bersenjata. Dengan menikah, sang isteri bisa diantar suaminya saat akan melakukan serangan bersenjata terhadap target tertentu.

Hal demikian, mungkin terjadi dalam peristiwa di Mabes Polri.

Menghadapi serangan teror beruntun saat ini, Nasir meminta masyarakat tak takut.

Baca Juga: 3 Shio Ini Berjaya di Tahun 2021, Salah Satunya Bakal Ketiban Rezeki Tanpa Harus Kerja Keras

"Kalau masyarakat takut, itu yang mereka mau," ujar eks pimpinan Mantiqi III Jamaah Islamiyah tersebut.

Selebihnya, Nasir mengimbau polisi bersiaga dan meningkatkan keamanan selepas rentetan aksi teror yang terjadi.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x