Resmi! Pemkot Surabaya Hapuskan PR untuk SD dan SMP, Walikota: PR Bebani Siswa

- 10 November 2022, 13:30 WIB
Resmi! Pemkot Surabaya Hapuskan PR untuk SD dan SMP, Walikota: PR Bebani Siswa
Resmi! Pemkot Surabaya Hapuskan PR untuk SD dan SMP, Walikota: PR Bebani Siswa /Pixabay/stux

BANDUNGRAYA.ID- Pemerintah Kota Surabaya hari ini Kamis 10 November 2022 resmi menghapus Pekerjaan Rumah (PR) untuk jenjang pendidikan SD dan SMP.

Pelajar tingkat dasar dan menengah baik negeri maupun swasta di Surabaya, resmi dibebastugaskan dari pekerjaan rumah (PR) mulai hari ini, bertepatan dengan hari pahlawan.

"Resmi kita hapuskan pemberian pekerjaan rumah (PR) bagi pelajar SD dan SMP. Efektif mulai 10 November 2022," kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dikutip dari akun Instagram @ericahyadi_, Jumat, 21 Oktober 2022.

Baca Juga: Kabar Gembira! Rencana Hapuskan PR Pelajar SD-SMP, Dispendik Surabaya: Jangan Membebani Anak-Anak

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan, kebijakan penghapusan PR bertujuan untuk memberikan ruang kreatif kepada anak dan menggantinya menjadi program penumbuhan karakter siswa.

Sebetulnya itu jangan membebani anak-anak, tapi yang saya ubah PR itu adalah untuk kegiatan pembentukan karakter. Saya harap meskipun ada PR tapi tidak terlalu berat dan terlalu banyak, yang penting adalah pertumbuhan karakter mereka," kata Eri.

Berdasarkan instruksi Wali Kota Eri, Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruh mengatakan terkait jam sekolah yang terlalu panjang, membuat aktivitas sosial di luar sekolah berkurang, maka pihaknya serius untuk mengurangi beban siswa.

”Jam belajar selesai pukul 12.00 WIB dan pendalaman sampai pukul 14.00 WIB. Artinya dua jam sudah efektif, anak-anak bisa mengikuti pola pembelajaran melalui pengambangan bakat masing-masing. Ada lukis, menari, mengaji, dan lainnya,” kata Yusuf.

Pada mulanya PR merupakan pembiasaan agar anak belajar di rumah. Namun, jika bicara tentang PR dan kaitannya dengan upaya memberikan tantangan pengembangan diri dan kompetensi anak, maka sebetulnya anak-anak itu sendiri akan tertantang bukan karena PR. Kenapa? Karena bagi sebagian anak PR itu malah menjadi beban.

Baca Juga: Persib Bandung Dipermalukan Persis Solo dan Persebaya Surabaya Soal KLB PSSI, Teddy Tjahjono Malah Mengelak

Sri Lestari Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UM Surabaya menjelaskan ada beberapa aspek pertimbangan yang sebaiknya digunakan sebagai indikator memberikan pekerjaan rumah, seperti PR dapat dinilai penting jika hasil evaluasi guru menunjukkan ternyata PR terbukti dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan siswa.

"Perlu atau tidaknya memberikan PR seharusnya menjadi tanggung jawab pendidik/guru untuk menentukan. Karena memang PR bisa digunakan sebagai pertimbangan untuk pembelajaran," ungkap Tari dalam keterangannya, Jumat 21 Oktober 2022.

Tari pun menekankan, PR sebaiknya tidak membebani siswa atau menganggu waktu bermain dan istirahat mereka.

Penelitian menyarankan untuk tidak memberikan PR yang memakan waktu lebih dari dua jam setengah bagi siswa untuk mengerjakannya.

Menurut Tari, pendidik tidak boleh menganggap PR menjadi aspek lulus atau tidaknya siswa dalam pembelajaran, Karena PR dianggap sebagai penilaian formatif yang tidak menentukan pintar atau tidaknya siswa.

Ibarat atlet yang bertanding dalam kompetisi, pekerjaan rumah hanyalah alat untuk mengasah kemampuannya, bukan menentukan dia menang atau tidak dalam sebuah pertandingan.***

Editor: Raabi Ghulamin Halim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah