Disudutkan Banyak Pihak Terkait Eucalyptus, Kementan Tegaskan Itu Bukan Kalung Antivirus Corona

- 7 Juli 2020, 06:51 WIB
Kementerian Pertanian resmi meluncurkan inovasi antivirus berbasis eucalyptus. Foto : Kementerian Pertanian
Kementerian Pertanian resmi meluncurkan inovasi antivirus berbasis eucalyptus. Foto : Kementerian Pertanian /

PR BANDUNGRAYA - Kalung eucalyptus produksi Kementerian Pertanian (Kementan) disebut memiliki formula berbasis nanoteknologi layaknya produk eucalyptus yang dibuat menjadi roll on, inhaler, balsam, dan minyak aromaterapi.

Ramai dibicarakan bahwa kalung eucalyptus tersebut merupakan antivirus corona mengingat Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo sempat mengatakan, jika kalung antivirus ini dipakai selama 15 menit maka bisa membunuh 42 persen virus corona.

Kalung antivirus tersebut beradal dari tanaman eucalyptus yang menurut pengujian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) memiliki kandungan senyawa aktif 1,8-cineole (eucalyptol) dan berpotensi sebagai antivirus corona.

Baca Juga: Jalin Persahabatan dengan Kurir Tuli, Gadis 8 Tahun Belajar Bahasa Isyarat untuk Menyemangati

Namun, baru-baru ini Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian menegaskan bahwa produk inovasi aromaterapi berbahan dasar tanaman eucalyptus, termasuk salah satunya dalam bentuk kalung tidak diklaim sebagai antivirus corona.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan Fadjry Djufry menjelaskan bahwa hasil temuan tersebut telah dipatenkan dan telah teregistrasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), meskipun terdaftar sebagai produk jamu herbal.

"Kita tidak overclaim, memang izin dari BPOM tidak menyebut antivirus di situ, sama seperti di eucalyptus roll on ini tidak menyebut (antivirus). Izin edar ini sebagai jamu," kata Fadjry dalam konferensi pers di Jakarta, Senin 6 Juli 2020 sebagaimana dilaporkan Antara.

Baca Juga: Berperan Sebagai Burung Perkutut dalam 'Sandiwara Sastra' Kemendikbud, Iqbaal Ramadhan: Interesting

Fadjry menjelaskan bahwa saat ini kalung eucalyptus masih dikategorikan sebagai produk jamu, mengingat hasil temuan ini belum melewati uji praklinis maupun uji klinis.

Dengan begitu, produk inovasi eucalyptus ini belum dapat diklaim sebagai antivirus corona. Namun demikian, berdasarkan hasil penelitian laboratorium, ekstraksi dari tanaman eucalyptus mampu membunuh 80-100 persen virus influenza dan virus corona.

Produk kalung aromaterapi Balitbangtan diformulasikan berbasis minyak Eucalyptus sp. dan didesain dengan teknologi nano dalam bentuk serbuk dan dikemas dalam kantong berpori.

Baca Juga: Susul Kabar Hengkangnya Jimin, Agensi Umumkan AOA Batal Tampil di Wonder Woman Festival 2020

Produk ini mengeluarkan aroma secara lepas lambat (slow release) sehingga berfungsi sebagai aromaterapi selama jangka waktu tertentu. Untuk mendapatkan efek aromaterapi yang optimal, penggunaannya dilakukan dengan cara menghirup aroma dari lubang-lubang kemasannya.

Fadjry menjelaskan bahwa produk berbentuk kalung akan memudahkan kita dalam menghirup aromaterapi setiap 2-3 jam sekali selama 5-15 menit dihirup (didekatkan ke hidung) agar mampu menginaktivasi virus yang berada di rongga hidung.

Produk kalung eucalyptus saat ini siap diproduksi secara massal oleh PT Eagle Indopharma dan dapat digunakan oleh masyarakat dalam waktu dekat.

Baca Juga: Berangkatkan 15.000 Orang, Antrean Calon Penumpang KRL di Stasiun Bogor Mengular hingga Area Parkir

"Untuk inhaler dan roll on, produk akan siap akhir bulan Juli, sementara kalung pada bulan Agustus," ujar Fadjry.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x