Bisa Kurangi Sampah hingga 1000 Ton, Pemkot Surabaya Siapkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

- 22 Agustus 2020, 06:05 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Kota Surabaya, Selasa, 11 Agustus 2020.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Kota Surabaya, Selasa, 11 Agustus 2020. /Dok.Humas Pemkot Surabaya

PR BANDUNGRAYA - Kota Surabaya segera mempunyai unit Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang dapat menciptakan listrik sebesar 12 Megawatt.

PLTSa yang bertempat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo ini, diyakini menjadi yang terbesar dan pertama di Indonesia.

Tri Rismaharini selaku Wali Kota Surabaya menjelaskan bahwa pembangunan PLTSa Benowo ini telah mencapai 100 persen. Pihaknya kini tinggal menunggu datangnya ahli untuk tahapan pengujian dengan melakukan pengecekan sistem.

“Dia (ahli) sebenarnya sudah (datang) bulan Februari. Karena ada Covid-19. Kalau itu (commisioning) sudah selesai, sudah bisa dioperasionalkan,” kata Tri Rismaharini sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari RRI, pada Jumat, 21 Agustus 2020.

Baca Juga: Layanan Streaming Disney Plus Hostar Bisa Dinikmati Masyarakat Indonesia, Ini Biaya Berlanggannya

PLTSa ini diketahui merupakan kerjasama antara Pemerintah Kota (PemKot) Surabaya dan PT Sumber Organik (SO), dengan menggunakan teknologi Gasifikasi Power Plant, yang dapat menghasilkan listrik sebesar 12 megawatt dengan menggunakan sampah sebanyak 1.000 ton perhari.

Lebih lanjut, Tri Rismaharini menjelaskan bahwa dari 12 megawatt yang dihasilkan akan dijual kepada PLN sebanyak 9 megawatt, sedangkan untuk 2 megawatt dipakai kebutuhan operasional dan sisa 1 megawatt.

“Jadi 2 megawatt untuk konsumsi (operasional) mereka (TP Sumber Organik). Listriknya mereka gunakan sendiri, kan mereka butuh operasional. Nah, sisanya yang 9 megawatt itu dijual ke PLN dan masih ada redundant 1 megawatt,” katanya.

Tri Rismaharini menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya juga akan dibantu Pemerintah Pusat untuk tipping fee sekira 30 persen.

Baca Juga: Wujudkan Generasi Emas 100 Tahun Indonesia, Ini yang Perlu Dipersiapkan dari Sekarang

Sebelumnya, dia juga telah menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan terkait kesiapan operasional PLTSa Benowo.

“Alhamdulillah kita juga akan dibantu Pemerintah Pusat untuk tipping fee. Jadi, kemarin kita sudah matur (sampaikan) ke Pak Presiden, kita akan dibantu 30 persen,” ujar Risma.

Risma menekankan bahwa pemasaran listrik yang dihasilkan PLTSa ini akan dipasarkan oleh PLN, bukan Pemkot.

Jika PLTSa ini secara resmi beroperasi, sampah di Surabaya bisa berkurang sejumlah 1.000 ton per harinya.

Risma juga menjelaskan bahwa saat ini PT Sumber Organik sudah melakukan tahapan pengujian. Pertengahan bulan Agustus ini, tim ahli akan datang memantau pengujian PLTSa tersebut.

Baca Juga: Formasi Lengkap Bersama Wendy, RED VELVET Cover Lagu Milky Way untuk Peringati Anniversary BoA

A Rasyid Naja, Senior Manager General Affairs di PLN Unit Induk Distibusi Jawa Timur, mengungkapkan bahwa pembangkit ini mampu memasok 740.000 kWh per bulannya, dengan rata-rata pemakaian rumah tangkap daya sebesar 1300 VA.

Rasyhid berharap, dengan adanya kerjasama ini dapat menguntungkan semua pihak, baik PLN, pengembang, dan juga masyarakat.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x