Lism harus melakukan rapid test di Bandara Soekarno-Hatta karena tidak sempat melakukan tes sehari sebelumnya.
Saat itu, penerbangan dilakukan pada pukul 6.00 WIB, Lism sudah berada di bandara pada pukul 4.00 WIB untuk rapid test.
Rapid test Lism menunjukkan hasil yang reaktif sehingga ia berencana untuk membatalkan penerbangannya.
Namun di saat bersamaan, dokter yang memeriksa membujuknya untuk tetap terbang dan melakukan tes lagi dengan uang tunai Rp 150.000, menggantikan data pasien yang hasilnya negatif.
Lism sangat terkejut dan tidak ingin terbang karena dia takut menularkan pada banyak orang, tetapi dokter meyakinkan tidak akan terjadi apa-apa padanya.
“Singkat cerita karena capek dan bingung, tanpa pikir panjang aku setuju aja sama tawaran si dokter itu, habis itu aku dites lagi, tunggu hasil yang menyatakan kalo aku non reaktif,” ujarnya.
Baca Juga: Hubungan Kian Memanas, AS Larang TikTok dan WeChat Mulai Akhir Pekan Ini
Lism pergi ke pintu keberangkatan setelah menerima surat keterangan non reaktif, tetapi dokter mengikuti dan memanggil untuk bercakap-cakap di tempat yang sepi.
Setelah itu, Lism mengatakan, sebenarnya dokter tersebut meminta pembayaran sebagai imbalan membantu memberikan surat non reaktif. Hingga akhirnya, Lism terpaksa mengirimkan uang senilai Rp 1.4 juta.
Tak berhenti sampai di situ, dokter tersebut juga dikabarkan melakukan pelecehan kepada Lism.