"Kita perlu menyelesaikan masalah ini dari akar, yaitu dengan data yang akurat dan komprehensif," ungkap Ganjar.
Dalam kampanyenya, Ganjar juga mengeksplorasi potensi pengembangan alternatif pangan lokal.
Ia mencontohkan papeda dan sagu yang populer di Indonesia Timur serta tiwul di Wonogiri, sebagai alternatif terhadap konsumsi nasi.
Ganjar juga menyoroti potensi beras analog yang terbuat dari singkong dan jagung, serta menyoroti porang sebagai komoditas berharga.***