28 Tahun Hari Kesehatan Mental Sedunia, Pentingnya Konten Digital Membuka Ruang Cerita bagi Publik

- 10 Oktober 2020, 14:02 WIB
Ilustrasi penggunaan konten digital.
Ilustrasi penggunaan konten digital. /PEXElS/Andrea Piacquadio

Para pendiri Menjadi Manusia bercerita seputar pengalaman dan perjuangan mereka menangani atau menjaga Kesehatan Mental masyarakat di dunia digital.

“Sejak awal, tujuan kami cua dua. Yang pertama ingin ketika seseorang punya masalah mereka tidak merasa sendirian. Kedua, ingin orang Indonesia lebih open minded untuk tidak menghakimi pendapat orang lain,” ujar Rhaka.

Baca Juga: Jadwal dan Link Live Streaming Konser BTS Map Of The Soul ON:E, ARMY Jangan Sampai Ketinggalan

Rhaka bersama teman-temannya mencari cara dan memberikan pengetahuan baru bagaimana mengembangkan Kesehatan mental mereka, khususnya hal-hal yang tidak diajarkan selama di sekolah.

Perbincangan Kesehatan Mental memang terdengar masih baru padahal sudah sejak dari tahun 1992 WHO mengenalkan istilah kesehatan mental.

Ada banyak sekali masyarakat Indonesia yang tidak mengetahui betapa pentingnya kesehatan mental.

Bagi Menjadi Manusia menjaga kesehatan mental tidak hanya berbicara mengenai penyakit mental, namun mereka mencoba untuk menyadari akan emosi yang sedang dialami.

Emosi tersebut dapat diolah dan diekspresikan dalam bentuk apapun sehingga segala bentuk pikiran yang mengendap dalam bawah sadar dapat tersalurkan.

Menjadi Manusia mengakui bahwa mereka merasa kesulitan, apalagi membicarakan kesehatan mental yang masih dianggap tabu karena harus bercerita masa-masa yang paling hidup dalam kisah seseorang.

Baca Juga: CEO Microsoft Sebut WFH di Tengah Pandemi Tidak Efektif dan Berdampak buruk pada produktivitas

Halaman:

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah