PR BANDUNGRAYA - Bulan suci Ramadhan akan segera tiba.
Bulan Ramadhan akan berlangsung kurang dari sebulan lagi.
Bulan Ramadhan tahun ini tentu berbeda dengan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya.
Ini adalah Ramadhan yang kedua kali berada di tengah pandemi Covid-19.
Bulan Ramadhan merupakan bulan di mana umat Islam menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh.
Di bulan Ramadhan juga ada beberapa peristiwa penting, seperti peristiwa Nuzulul Quran dan malam Lailatur Qadar.
Baca Juga: Sekarang Bulan Sya'ban, Segera Bayar Utang Puasa! Ini Bacaan Niat Qoadha
Menyambut bulan Ramadhan yang istimewa ini, ada baiknya kita melakukan persiapan.
Persiapan tersebut di antaranya adalah mempersiapkan fisik dan mental yang prima karena kita sedang berada di tengah pandemi Covid-19.
Kita tidak hanya melawan hawa nafsu dan rasa lapar disaat pandemi tapi juga menahan diri untuk tidak bepergian yang tidak perlu.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 23 Maret 2021, Mama Rosa Tidak Sudi Disentuh Andin dan Aldebaran
Sebelum Ramadhan kita juga diingatkan untuk membayar utang puasa Ramadhan pada bulan Syaban.
Membayar utang puasa Ramadhan ini adalah hukumnya wajib, baik untuk perempuan maupun laki-laki.
Biasanya yang memiliki utang puasa adalah kaum perempuan karena tiap bulannya ada tamu bulanan atau menstruasi.
Baca Juga: Ini Amalan di Bulan Sya'ban Selain Berpuasa, Simak Penjelasannya
Tentu membayar utang puasa ini dilakukan sebelum Ramadhan selanjutnya tiba.
Hal ini mencegah terjadinya penumpukan utang puasa Ramadhan.
Biasanya utang puasa Ramadhan dibayar pada bulan-bulan selain Ramadhan.
Terkait membayar utang puasa ini disabdakan dari Abu Salamah dari Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Baca Juga: Fakta Menarik di Balik Kehidupan Idol K-pop, Rupanya Mereka Semua Dikabarkan Berpacaran Lho!
“Aku masih memiliki utang puasa Ramadhan. Aku tidaklah mampu mengqodho’nya kecuali di bulan Syaban.” Yahya (salah satu perawi hadis) mengatakan bahwa hal ini dilakukan ‘Aisyah karena beliau sibuk mengurus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam," (HR. Bukhari no. 1950 dan Muslim no. 1146).
Pembayaran utang atau mengganti puasa ini (qadha) tercantum pada Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 185.
“Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain,” (QS Al-Baqarah: 185).
Baca Juga: SIMAK! Begini Cara Cek Status Kartu KIS agar Uang Bansos BST Rp300 Ribu Langsung Cair
Berikut ini beberapa aturan qadha puasa Ramadhan:
1. Jika ada yang luput dari berpuasa selama sebulan penuh, ia harus mengqadha sebulan.
2. Boleh puasa pada musim panas diqadha pada musim dingin, atau sebaliknya.
3. Qadha puasa Ramadhan boleh ditunda.
Baca Juga: Detik-detik Jelang Ijab Kabul, Atta dan Aural Dapat Kabar Baik dari Anak Buah Anies Baswedan
4. Jumhur ulama menyatakan bahwa menunaikan qadha puasa ini dibatasi tidak sampai Ramadhan berikutnya (kecuali jika ada uzur).
Aisyah mencontohkan bahwa terakhir ia mengqadha puasa adalah di bulan Syaban.
Apabila ada yang melakukan qadha’ Ramadhan melampaui Ramadhan berikutnya tanpa ada uzur, ia berdosa.***