Mampu Deteksi Virus dan Bakteri, Kenali Efektivitas Cara Kerja Swab Test Covid-19

5 Oktober 2020, 10:42 WIB
Warga menjalani swab test di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta, pada Sabtu 3 Oktober 2020. /ANTARA/ Rivan Awal Lingga

 

PR BANDUNGRAYA – Pengujian PCR (polymerase chain reaction) merupakan pengujian molekuler yang dilakukan dengan metode amplifikasi atau dengan memperbanyak materi genetik suatu virus atau bakteri.

Tes PCR seringkali dilakukan untuk memeriksa keberadaan virus atau bakteri penyebab penyakit tertentu.

Dikutip Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari RRI, dan salah satu metode pengambilan sampel untuk pengujian PCR adalah swab test.

Contoh penyakit yang dapat didiagnosis melalui pengujian PCR dengan menggunakan metode pengambilan sampel swab adalah Covid-19.

Selain swab test, pengambilan sampel untuk pengujian PCR disesuaikan dengan jenis penyakit yang ingin didiagnosis.

Baca Juga: Penting Diketahui, Berikut 4 Informasi Covid-19 yang Salah Menurut Para Ahli

Beberapa jenis sampel yang dapat digunakan untuk pengujian PCR adalah sampel darah, urine, sputum, bahkan cairan serebrospinal (CSF).

Tujuan dan Indikasi Uji PCR

Seperti disebutkan di atas, tes PCR dapat digunakan untuk mengidentifikasi materi genetik yang ada di setiap makhluk hidup, termasuk virus dan bakteri.

Kemampuan tes PCR untuk mendeteksi materi genetik dapat digunakan untuk mengidentifikasi sejumlah penyakit, antara lain.

1. Gonorea
2. Klamidia
3. Penyakit Lyme
4. Pertusis (batuk rejan)
5. Infeksi cytomegalovirus
6. Infeksi human papillomavirus (HPV)
7. Infeksi human immunodeficiency virus (HIV)
8. Hepatitis C
9. Covid-19

Baca Juga: Peringati HUT Ke-75, TNI Diminta Tingkatkan Kemampuan Hadapi Ancaman Hibrida

Persiapan sebelum melakukan tes PCR

Tidak ada persiapan khusus sebelum untuk melakukan tes PCR. Namun, pasien diambil sampel dengan cara khusus dan kemudian mengirimkannya ke laboratorium untuk diekstraksi, purifikasi dan diproses dengan alat PCR.

Pasien yang menjalani tes PCR harus diberi tahu tentang berapa lama waktu untuk segera menerima hasil tes ini.

Pasien penyakit menular yang dapat ditularkan melalui droplet, seperti Covid-19 atau batuk rejan, harus mematuhi protokol kesehatan yang ada sambil menunggu hasil PCR.

Pasien yang menjalani pengujian PCR bersama dengan pengambilan sampel swab (pengujian usap) diberikan arahan bahwa prosedur ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan selama dan setelah proses.

Setelah proses pengambilan sampel selesai, sampel dipindahkan dan dibaca oleh alat PCR. Jika sampel diambil melalui swab test, setelah proses pengambilan sampel lendir, dokter memasukkan alat swab ke dalam tabung plastik, kemudian menutup rapat tabung plastik tersebut.

Baca Juga: Viral di TikTok hingga Twitter, Pernyataan Orang Tua Mahasiswa Soal Mahalnya Biaya Wisuda Online

Tabung plastik ini dimasukkan ke dalam tabung limbah khusus (biohazard), dipindahkan ke laboratorium untuk diproses lebih lanjut, dan dimasukkan ke dalam alat PCR untuk mendapatkan hasil. Hasil tes PCR bisa diketahui dalam 1-2 hari.

Pengujian PCR melibatkan tiga proses yakni pengambilan sampel, mengekstraksi materi genetik dari sampel, amplifikasi atau pengandaan materi genetik, dan membaca hasil.

Hasil tes PCR bisa positif atau negatif. Hasil positif berarti pasien mengidap penyakit, kemudian jika negatif berarti pasien tidak mengidap penyakit tersebut.

Namun, dalam beberapa kasus, tes PCR dapat menghasilkan positif palsu atau negatif palsu.

Positif palsu adalah hasil tes menunjukkan positif, padahal sebenarnya negatif. Negatif palsu adalah kebalikannya, hasilnya menunjukkan negatif padahal hasilnya positif.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler