Ketika tindakan Valentine ditemukan, Claudius memerintahkan agar dia dihukum mati. Yang lain lagi bersikeras bahwa itu adalah Santo Valentine dari Terni, seorang uskup, yang merupakan nama sebenarnya dari hari raya itu. Dia juga dipenggal oleh Klaudius II diluar Roma.
Hari Valentine bermula saat festival Romawi Lupercalia untuk merayakan musim semi diadakan di pertengahan Februari.
Tidak hanya upacara musim semi, Lupercalia juga mengadakan upacara kesuburan serta perjodohan bagi pria dan wanita menggunakan lotre atau undian.
Sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com melansir dari NPR bahwa dari tanggal 13 hingga 15 Februari orang Romawi merayakan pesta Lupercalia.
Baca Juga: Rombongan Moge Langgar Aturan Ganjil Genap di Bogor, 3 Pengendara Diamankan Polisi dan Diberi Sanksi
Para pendeta akan mengorbankan seekor kambing sebagai tanda kesuburan dan seekor anjing sebagai pemurnian, lalu mencambuk wanita dengan kulit binatang yang baru saja mereka sembelih.
Jauh dari rasa takut, wanita Romawi menyambut baik sentuhan kulit tersebut karena diyakini akan membuat mereka lebih subur di tahun mendatang.
Di kemudian hari, menurut legenda, semua wanita muda di kota akan memasukkan nama mereka ke dalam guci besar.
Terlepas dari banyaknya legenda, sejarah, perayaan, tradisi yang ada tentang hari kasih sayang, tentu tidak bisa menebak mana yang paling bisa dianggap benar.