Reformasi Pendidikan Indonesia 'Asesmen Nasional', Nadiem Makarim: Tak Perlu Bimbel untuk UN

- 8 Oktober 2020, 21:50 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. /Instagram.com/@nadimmakarim

PR BANDUNGRAYA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menegaskan para siswa tidak perlu bimbingan belajar untuk mengikuti Asesmen Nasional Pengganti Ujian Nasional (UN) yang bakal digelar 2021. 

"Perubahan assessment nasional adalah tidak lagi mengevaluasi capaian murid secara individu, akan tetapi mengevaluasi, memetakan sistem pendidikan berupa input proses dan hasil," kata Nadiem dalam konferensi melalui akun YouTube Kemendikbud RI, yang dikutip dari Prbandungraya.pikiran-rakyat.com pada Kamis, 8 Oktober 2020. 

Jika siswa mendapat nilai yang kurang baik pada asesmen nasional pengganti UN 2021, Nadiem mengatakan bahwa siswa dan sekolah tidak akan menerima konsekuensi. Asesmen nasional bertujuan mengevaluasi capaian pendidikan secara nasional. 

Baca Juga: Usai Ditunjuk Jadi Direktur Eksekutif IOK Company, Begini Rencana B.I Selanjutnya

"Sangat penting dipahami terutama bagi guru, kepala sekolah, murid dan orang tua, bahwa Asesmen Nasional untuk 2021 tidak memerlukan persiapan khusus, maupun tambahan yang justru jadi beban psikologis tersendiri. Tidak usah cemas, tidak perlu bimbel," kata Nadiem.

Nadiem memaparkan bahwa ada tiga macam ujian yang bakal dilakukan pada Asesmen Nasional, yakni Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar.

AKM bakal menguji capaian belajar kognitif dari siswa. Terdapat dua aspek yang bakal diuji yakni literasi dan numerasi. Artinya AKM bakal menakar kemampuan siswa dalam memahami dan mengimplementasikan bacaan serta hitungan.

Baca Juga: Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja, Sejumlah Remaja Asal Depok Ternyata Dijanjikan Uang

"Fokus kepada kemampuan literasi dan numerasi tidak kemudian mengecilkan arti penting mata pelajaran. Justru membantu murid mempelajari bidang ilmu lain. Terutama berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis, angka atau kuantitatif," tutur mantan bos Gojek ini.

Survei karakter bakal menguji capaian hasil belajar sosial dan emosional siswa. Tolok ukur yang dipakai adalah profil pelajar pancasila yang disusun Kemendikbud.

Halaman:

Editor: Fitri Nursaniyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x