Lubang Ozon di Antartika Melebar, Para Ahli Peringatkan Penggunaan Bahan Kimia Perusak Ozon

12 Oktober 2020, 09:35 WIB
Ilustrasi lapisan ozon. /PIXABAY/ Geralt

PR BANDUNGRAYA – Program pengamatan European Union’s Earth mengatakan lubang ozon di Antartika telah meluas ke level terbesar dan terdalam dalam beberapa tahun terakhir.

Dikutip Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Wate, Senin, 12 Oktober 2020, para ahli di Copernicus Atmospheric Monitoring Service mengungkapkan ada pusaran kutub yang kuat, stabil, dan dingin, yang mengarah ke perluasan lubang ozon.

Para peniliti telah menyerukan upaya internasional yang lebih besar untuk memastikan negara-negara mematuhi perjanjian internasional tentang menghentikan penggunaan bahan kimia perusak ozon.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Berita Hoaks, Twitter Akan Batasi Penggunaan Fitur Retweet Mulai Pekan Depan

Vincent-Henri Peuch selaku kepala layanan Copernicus Atmospheric Monitoring Service, mengatakan lubang ozon ini adalah yang terbesar dalam 15 tahun terakhir.

Pada tahun 2000 lubang ozon di atas Antartika menempati area seluas 11.5 juta mil persegi, atau tiga kali luas Amerika Serikat, jadi bisa dibayangkan luas lubang ozon yang mencetak rekor kali ini.

Menurut para ahli penipisan lapisan ozon di Antartika mulai terlihat pertama kali pada tahun 1985.

Juru bicara World Meteorological Organization, Clare Nullis, mengatakan lubang ozon mulai meluas setiap bulan Agustus, pada awal musim semi Antartika, dan mencapai puncaknya sekitar Oktober.

Baca Juga: Konflik Azerbaijan vs Armenia Memanas, Kim Kardashian Sumbang Rp 14.5 Miliar untuk Negara Ayahnya

"Lapisan ozon merupakan lapisan yang melindungi manusia dari sinar ultraviolet Matahari yang berbahaya. Penipisan lapisan ozon berhubungan langsung dengan suhu stratosfer karena stratosfer Arktik yang berperan besar dalam penghancuran kimiawi ozon," kata Nullis.

Menurutnya suhu yang dibutuhkan untuk membentuk awan stratosfer yakni di bawah minus 78 derajat celcius namun membutuhkan proses yang rumit.

Penipisan lapisan ozon tergantung pada suhu yang sangat dingin. Oleh karena itu, semakin dingin suhu stratosfer di atas Antartika, semakin besar lubang ozon.

“Pada dasarnya, es di awan tersebut memicu reaksi yang dapat merusak zona ozon. Jadi karena itulah tahun ini kita melihat lubang ozon yang besar,” katanya.

Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian Hari Ini, 12 Oktober 2020: Antam Batik Berkisar Rp 1.211.000

Copernicus Atmospheric Monitoring Service mengatakan bahwa energi matahari yang naik di atas kutub melepaskan atom klorin dan brom yang aktif secara kimiawi ke dalam pusaran kutub.

Proses ini dengan cepat menghancurkan molekul ozon dan dengan mudah membentuk pori-pori.***

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: wate

Tags

Terkini

Terpopuler