Kamu Termasuk? Ternyata Asia Tenggara Menjadi Pengguna Akun Anonim di Media Sosial Terbanyak

- 9 Desember 2020, 11:45 WIB
Pemerintah melalui Kominfo mengusulkan RUU PDP untuk batasi penggunaan media sosial bagi anak di bawah usia 17 tahun.
Pemerintah melalui Kominfo mengusulkan RUU PDP untuk batasi penggunaan media sosial bagi anak di bawah usia 17 tahun. /PIXABAY/PhotoMIX-Company

PR BANDUNG RAYA – Saat ini, tidak sedikit pengguna media sosial yang menggunakan akun anonim, baik itu untuk memposting konten (foto/video), menyukai postingan orang lain atau melakukan komentar di sebuah postingan.

Berdasarkan studi Kaspersky berjudul Digital Reputation mengungkapkan alasan dibalik adanya akun anonim merupakan bagian untuk mempengaruhi reputasi digital individu dan perusahaan.

Pada bulan November ia melakukan survei di wilayah Asia Pasifik, diantara 1.240 responden bahwa kekuatan anonimitas paling banyak digunakan di Asia Tenggara sebesar 35 persen diikuti oleh Asia Selatan sebesar 28 persen dan Australia sebesar 20 persen.

Baca Juga: Jadwal RCTI Hari Ini 9 Desember 2020: Al Punya Bukti Kunci Kebohongan Elsa di Ikatan Cinta

Dari tujuan awal membangun koneksi dengan teman dan keluarga, menurut General Manage untuk Asia Tenggara di Kaspersky, Yeo Siang Tiong, media sosial telah berkembang dan akan terus berkembang dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Platform yang paling banyak digunakan oleh pengguna yang ingin menjaga identitasnya adalah Facebook 70 persen, YouTube 37 persen, Instagram 33 persen, dan Twitter 25 persen. Meskipun mungkin tidak terdengar seperti hal yang umum, penggunaan profil tanpa nama dan wajah memiliki dua persepsi.

Pertama, hasil survei mengungkap penggunaan akun anonim memungkinkan individu untuk mengejar hasrat mereka dan memanfaatkan kebebasan berbicara. Kedua, penggunaan akun anonim dilakukan individu untuk melakukan aktivitas yang berbahaya dan merugikan.

Baca Juga: Keluarga Kenang Sosok Faiz, Korban Tewas dari Laskar FPI: Anak Baik, Tiap Subuh Rajin Baca Al Quran

Responden berusia antara 18-65 tahun yang semuanya merupakan pekerja profesional yang aktif di media sosial, menghabiskan waktu setidaknya 1 jam sehari di media sosial.

Hampir setengah, tepatnya 49 persen, dari yang disurvei menyatakan bahwa mereka menggunakan akun anonim untuk memanfaatkan kebebasan berbicara tanpa mempengaruhi reputasi mereka, sementara 48 persen ingin mencurahkan kepentingan dan minat rahasia mereka tanpa diketahui oleh sesama teman atau kolega.

Lebih dari seperempat atau 34 persen menggunakan akun anonim untuk menentang argumen seseorang atau berita online tanpa menggunakan identitas asli. 22 persen memakainya untuk stalking online.

Baca Juga: Gagal Dimakzulkan DPRD, Bupati Jember: Alhamdulillah di Negeri Ini Keadilan Masih Bisa Diperjuangkan

Survei juga menunjukkan alasan lain, 30 persen orang mengaku memakai akun media sosial anonim untuk aktivitas yang cukup tidak berbahaya seperti berbagi informasi tentang kesukaan dan artis favorit mereka.

Hanya sebagian kecil yakni 3 persen yang melaporkan menggunakan akun anonim untuk menangkal email spam dari akun asli, menghindari doxing, berfungsi sebagai alternatif untuk tujuan lain seperti bermain game, dan mencegah pihak eksternal memiliki akses ke akun email asli mereka.

Untuk membantu konsumen dalam mempertahankan reputasi online mereka, Kaspersky membagikan sejumlah langkah penting yang dapat dilakukan untuk memastikan terlindungi dan aman saat online.

Baca Juga: Presiden Turki Erdogan Angkat Bicara Soal Insiden Memilukan di Laga PSG vs Istanbul Basaksehir

1. Ingat bahwa reputasi digital juga terkait dengan reputasi pribadi.

2. Untuk melindungi reputasi digital, lebih baik lebih berhati-hati daripada mengungkapkan informasi pribadi tentang diri kamu, terutama di profil sosial.

3. Hapus akun dan data, banyak di antaranya hampir tidak digunakan atau bahkan terlupakan. Banyak dari mereka bertahan dan salah satu dari mereka dapat membocorkan informasi.

4. Mencegah penyalahgunaan data pribadi, jika aplikasi meminta data sensitif, lihat kebijakan privasinya, yang mungkin secara terbuka menyatakan bahwa data akan diteruskan ke perusahaan pihak ketiga. Ingatlah bahwa informasi apapun yang diserahkan ke aplikasi kemungkinan besar tidak akan sepenuhnya bersifat pribadi.

5. Solusi gabungan produk keamanan dan langkah-langkah praktis dapat meminimalkan ancaman dan menjaga data tetap aman saat online.***

Editor: Abdul Muhaemin

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x