Dituding Menjual Data Pengguna ke Militer Amerika Serikat, Begini Klarifikasi Muslim Pro

- 19 November 2020, 19:21 WIB
Aplikasi Muslim Pro yang sering digunakan untuk mengingatkan waktu salat dan baca Quran dikabarkan menjual data ke militer AS.
Aplikasi Muslim Pro yang sering digunakan untuk mengingatkan waktu salat dan baca Quran dikabarkan menjual data ke militer AS. /Tangkap Layar Google Play Store dan Twitter.com.

PR BANDUNG RAYA – Beredar kabar bahwa aplikasi Muslim Pro menjual data penggunanya, sontak aplikasi terbesar bagi muslim inipun angkat suara terhadap tudingan tersebut.

Dikutip oleh prbandungraya.pikiran-rakyat.com melalui Muslim Pro, pengembang aplikasi Muslim Pro membantah tudingan bahwa pihaknya menjual data pengguna kepada militer Amerika Serikat.

Aplikasi Muslim Pro sendiri didirikan pada tahun 2009, Muslim Pro dikembangkan oleh startup teknologi Bitsmedia yang berkantor pusat di Singapura.

Baca Juga: Bongkar Masa Lalu, Ruben Onsu Ngaku Bangkang Orang Tua untuk Jadi Artis

Pada Juli 2017, Bitsmedia dan Muslim Pro diakuisisi oleh Bintang Capital (Malaysia) dan CMIA (Singapura).

Perusahaan telah memperluas kehadiran regionalnya dengan kantor lokal di Kuala Lumpur dan Jakarta.

Dalam situs Muslim Pro, ia mengungkapkan bahwa laporan media beredar bahwa Muslim Pro telah menjual data pribadi penggunanya ke militer AS. Ini tidak benar.

Muslim Pro berkomitmen untuk melindungi dan mengamankan privasi pengguna, ia pun menambahkan bahwa, ini adalah masalah yang mereka tangani dengan sangat serius.

Baca Juga: Berikut 3 Tren dalam Menjalin Asmara Tahun 2021, Termasuk Kencan Virtual

Tim mengatakan, pihaknya menerapkan pengaturan keamanan standar industri dan langkah-langkah perlindungan dan memilih mitra teknologi terkemuka untuk menjaga data tetap aman di infrastruktur cloud-nya.

"Kami juga terbuka dan transparan tentang informasi pribadi yang kami kumpulkan, simpan, dan proses karena kepercayaan jutaan saudara dan saudari ummah yang dimasukkan ke dalam Muslim Pro setiap hari sangat berarti bagi kami," katanya.

Tim mengatakan selain bagian komunitasnya, setiap fitur aplikasi Muslim Pro tersedia tanpa mendaftar atau masuk.

Baca Juga: Jerinx Divonis 1 Tahun 2 Bulan Penjara, Ini Langkah Pengacara Sang Pentolan SID

"Ini berkontribusi pada anonimitas data yang kami kumpulkan dan proses," katanya.

Dalam upayanya untuk melayani pengguna dengan lebih baik dan membantu bisnis meningkatkan penawaran produk dan layanan mereka, Muslim Pro mengatakan pihaknya membagikan data anonim dengan mitra teknologi terpilih yang diwajibkan untuk mematuhi undang-undang dan peraturan global seputar perlindungan privasi data.

"Sejak kami mengetahui situasinya, kami telah meluncurkan penyelidikan internal dan meninjau kebijakan tata kelola data kami untuk mengonfirmasi bahwa semua data pengguna ditangani sesuai dengan semua persyaratan yang ada,” tulis keterangan tersebut.

Baca Juga: Katanya Suami Istri Disunahkan Bercinta di Malam Jumat, Benarkah? Simak Ulasan Ustaz Adi Hidayat

"Terlepas dari itu, kami telah memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami dengan semua mitra data, termasuk X-Mode, berlaku segera," katanya.

Sebelumnya dilaporkan bahwa militer AS diduga membeli data Muslim Pro melalui pialang data pihak ketiga bernama X-Mode.

Tim Muslim Pro berkomitmen untuk membantu komunitas Muslim menjalankan keyakinan mereka.

Pada ahir tulisan, pihak Muslim Pro meminta maaf kepada semua pengguna atas kekhawatiran bahwa laporan ini telah mengkhawatirkan para pengguna.

Mereka mengatakan, kami menghargai pentingnya mempraktikkan keyakinan seseorang, serta privasi pengguna kami dan akan melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan kami memenuhi janji ini.***

Editor: Abdul Muhaemin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x